Senin, 07 Juli 2025

Saya Ingin Indonesia Cerdas agar Tidak Tertipu oleh Kepentingan Sendiri

Saya ingin Indonesia menjadi negara yang cerdas, bukan hanya dalam teknologi dan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam berpikir kritis, bermoral, dan memahami realitas sosial. Terlalu sering rakyat Indonesia menjadi korban manipulasi informasi, janji politik yang kosong, dan kebijakan yang tidak transparan. Saya ingin setiap warga indonesia mampu berpikir kritis agar tidak mudah termakan oleh janji-janji politik atau publik yang manifulatif. Berpikir kritis adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam demokrasi. Tanpa itu, rakyat bisa diarahkan oleh retorika tanpa substansi Penelitian dari Siregar (2021) membuktikan bahwa berpikir kritis berkorelasi positif terhadap kemampuan menyaring berita politis yang bias (r = 0,622) . Artinya, bangsa yang kritis tidak akan mudah dibelokkan oleh narasi yang didesain untuk kepentingan sepihak. Dibuktikan di jurnal pengaruh model PBM dalam pembelajaran PPKN terhadap kemampuan berpikir kritis dan sikap demokratis.

Mirisnya, pelaku dari semua ini bukanlah bangsa lain, melainkan sesama bangsa sendiri. Inilah yang membuat saya berpikir bahwa kecerdasan rakyat bukan sekadar cita-cita, melainkan kebutuhan mendesak. Saya ingin setiap warga negara mampu membaca situasi dan tidak mudah dibodohi oleh kata-kata indah yang menutupi kepentingan sempit. Kecerdasan dalam konteks ini bukan hanya akademik, melainkan melainkan kecerdasan sosial, emosional, dan moral. Kepentingan pribadi sering menyusup ke dalam keputusan kolektif, mulai dari pemilihan pemimpin hingga kebijakan publik. Untuk itu, civic literacy atau literasi kewargaan harus ditanamkan sejak dini. Studi oleh Maulana & Sari (2022) menunjukkan bahwa masyarakat dengan civic literacy yang kuat cenderung menolak narasi sektarian dan memilih berdasarkan nilai kebaikan bersama, bukan kepentingan golongan . Ini menunjukkan pentingnya kesadaran kolektif untuk mencegah rakyat tertipu oleh agenda tersembunyi dari kelompoknya sendiri.

Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berani berpikir sendiri, bertanya, dan mempertanyakan. Karena itu, menurut saya, kemajuan Indonesia akan sangat bergantung pada seberapa cerdas rakyatnya bukan hanya di bangku sekolah, tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui esai ini, saya berharap menguraikan mengapa membangun bangsa yang cerdas adalah kunci agar Indonesia tidak terus terjebak dalam kebohongan dari dalam, dan bagaimana pendidikan, literasi, serta budaya berpikir kritis bisa menjadi fondasi utama menuju Indonesia yang benar-benar merdeka dalam berpikir dan bertindak dan dalam memperjanggung jawabkan.

Langkah-Langkah Mencapai Tujuan

1.  Meningkatkan akses pendidikan yang merata hingga ke pelosok daerah.

2.  Memasukkan literasi digital dan berpikir kritis sebagai kurikulum wajib sejak dini..

3.  Mengadakan pelatihan literasi media untuk masyarakat umum secara berkala.

4.  Memperkuat peran guru dan tenaga pendidik dalam membentuk siswa yang kritis dan berintegritas.

5.  Menyediakan platform digital edukatif yang bisa diakses gratis oleh masyarakat.

6.  Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan diskusi publik dan forum warga.

7.  Membangun kesadaran kolektif tentang bahaya manipulasi kepentingan melalui kampanye publik.

Langkah Menuju Indonesia Cerdas

        Akses Pendidium Merata


        Kurikulum Literas Digital

        Pelatihan Media Masyarakat

        Pendidikan guru kritis

        Platform Edukatif Grafis

        Diskusi dan forum publik

         Kampanye anti-Manipulasi


Kesimpulan

Mewujudkan rakyat Indonesia yang cerdas agar tidak tertipu oleh kepentingan sendiri bukanlah hal instan. Diperlukan langkah strategis, kolaboratif, dan berkesinambungan mulai dari reformasi pendidikan, penguatan literasi digital, hingga pembangunan budaya kritis dalam masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran dan kecerdasan kolektif, kita tidak hanya menciptakan bangsa yang tahan terhadap manipulasi, tetapi juga bangsa yang mandiri, berdaya, dan mampu menentukan masa depannya sendiri.

Oleh: Naswa Aulia Zaharani


 




Dafar Pustaka

1.     Ulfa, D Prasetyo, M Marzuki - Citizenship Jurnal Pancasila dan …, 2018 - core.ac.uk

2.     Sumber PDF dari CORE: Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa dalam Menyaring Berita Politik yang Bias oleh Siregar, 2021

3.       https://doi.org/10.47134/jpem.v2i1.568

4.     https://doi.org/10.61722/jipm.v2i4.208

5.     https://www.atlantis-press.com/proceedings/profunedu-24/125035058.pdf

6.     https://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/download/63611/32790

0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...