Minggu, 18 Mei 2025

Kurangi Makan Atau Perbanyak Olahraga? Inilah Kunci Transformasi Tubuh Ideal



Setiap orang pasti mendambakan tubuh yang lebih sehat, bugar dan, bahkan lebih ideal secara penampilan. Entah karena ingin tampil percaya diri, lebih aktif, terlihat estetik ketika berfoto, atau hanya demi alasan kesehatan. Tetapi begitu niat untuk merubah tampilan itu muncul, pertanyaan besar pun datang. “Harus mulai dari mana? Kurangi makan atau perbanyak olahraga?”

Pertanyaan ini memang terdengar sederhana, tetapi tidak dengan jawabannya. Banyak orang memilih salah satu dan berharap hasil yang cepat. Sayangnya, pola pikir seperti ini sering membuat proses jadi berat, membingungkan, dan akhirnya berhenti di tengah jalan. Yuk, kita kulik lebih dalam apakah kita harus mengurangi makan atau memperbanyak olahraga untuk memperoleh tubuh ideal?!




Turun Berat Badan Itu Ilmu, Bukan Tebakan

Waktu awal-awal diet, aku kira dengan ga makan seharian bisa cepet kurus, eh ternyata malah bikin gampang pusing. Nyatanya satu prinsip dasar yang perlu dipahami sejak awal adalah soal defisit kalori. Health Communicator Kalbe Nutritionals, Dewi Virdianti, mengatakan jenis diet yang satu ini menggunakan sejumlah pengaturan pola makan dengan lebih sedikit mengonsumsi jumlah kalori dibandingkan dengan aktivitas fisik yang memerlukan banyak energi setiap harinya. Setiap orang memiliki takaran kalori harian yang berbeda karena di pengaruhi kondisi tubuh dan aktivitas mereka, tetapi jumlah kalori harian seseorang bisa diukur menggunakan rumus Mifflin-St Jeor atau pake Body Fat Calculator.

Pada umumnya, jumlah kalori harian yang dibutuhkan oleh tubuh adalah sekitar 2000 kalori untuk perempuan dewasa dan 2500 kalori untuk laki-laki dewasa untuk bertahan hidup dan beraktivitas. Jika kita mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang kita keluarkan, maka tubuh akan “mengambil cadangan” dari lemak dalam tubuh dan berat badan mulai turun.

Nah, defisit kalori bisa dicapai dengan dua cara:

1. Mengurangi kalori yang masuk (lewat makanan/minuman)

2. Meningkatkan kalori yang keluar (lewat aktivitas/olahraga)

Kebanyakan orang mencoba menurunkan berat badan itu hanya dengan satu sisi. Padahal, menggabungkan keduanya memberi hasil yang lebih stabil dan berkelanjutan.




Kurangi Makan: Efektif, Tetapi Harus Tahu Batasnya

Banyak orang langsung menerapkan pola makan ketat: hanya makan satu kali sehari, menghindari semua karbohidrat, hanya minum juz selama seminggu atau, bahkan hanya mengonsumsi 500 kalori dari kebutuhan hariannya tanpa menyadari bahwa itu merupakan salah satu contoh diet yang ekstrem. Iya sih, angka timbangan akan langsung turun secara drastis. Tetapi, akan menimbulkan dampak yang buruk bagi tubuh, inilah beberapa dampak dari diet ekstrem:

• Malnutrisi: Dengan diet ekstrem tubuhmu akan kekurangan banyak gizi yang penting bagi tubuh seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, lemak dan serat! Hasilnya tubuhmu akan lemas kayak ga ada tulang, rambut rontok kayak musim gugur, Anemia (kurang darah), dan organ tubuhmu bisa rusak semua.

• Turunnya Sistem Imun: Kekurangan gizi juga bikin sistem kekebalan tubuhmu lemah! Jadi gampang banget kena infeksi dan penyakit.

• Metabolisme eror: Diet yang sangat ketat bikin Metabolisme tubuhmu melambat karena harus hemat energi. Nah, metabolisme yang melambat itu akan sulit untuk kembali normal. Alhasil,  berat badan akan naik dengan drastis setelah diet berhenti (makin gede).

• Dehidrasi: Penurunan berat badan yang signifikan di awal diet ekstrem biasanya cuma karena kehilangan cairan! Ini dapat menyebabkan kram otot, kepala nyut-nyutan dan susah buang air besar (sembelit).

Untuk itu mengurangi makan sebaiknya dilakukan secara cerdas dan bertahap. Fokusnya bukan pada “makan sedikit”, tetapi pada “makan lebih baik”. Salah datu prinsip yang bisa diterapkan diantaranya: Ganti makanan tinggi kalori, tetapi rendah nutrisi (seperti gorengan, minuman manis, makanan cepat saji) dengan makanan padat nutrisi (sayur, buah, protein tanpa lemak). Perhatikan ukuran porsi, terkadang kita tidak sadar bahwa satu piring nasi dan lauk bisa setara dengan dua kali kebutuhan kalori makan siang. Dan cukupi kebutuhan air putih karena kadang rasa lapar itu hanya sinyal haus atau kekurangan cairan. Ingat, diet bukan soal menyiksa diri, tetapi soal mengatur asupan agar tubuh tetap diberi yang terbaik.




Perbanyak Olahraga: Bukan Cuma untuk Bakar Kalori

Kalau kamu berpikir bahwa olahraga itu hanya soal membakar lemak untuk mengecilkan lingkar pinggang, kamu meremehkan kekuatannya. Olahraga bukan hanya sekadar “Alat bantu diet”, tetapi juga alat bangun tubuh. Dengan berolahraga, kita bisa membantu tubuh untuk membentuk massa otot sehingga dapat membantu metabolisme lebih cepat meskipun ketika kita sedang beristirahat, selain itu sistem hormon dalam diri menjadi lebih seimbang yang menyebabkan mood lebih stabil dan mengurangi stres. Banyak organisasi dan penelitian yang mengatakan bahwa olahraga dapat mengurangi stres termasuk The American Council on Exercise (ACE) dan American Psychological Association (APA), serta riset dari Salmon pada tahun 2001.

Untuk itu, olahraga bisa disesuaikan dengan tujuan dan kenyamanannya:

1. Kardio. Meski banyak orang mengira olahraga kardio merupakan bagian dari workout, manfaat dan hasilnya berbeda. Olahraga kardio merupakan jenis olahraga yang fokusnya adalah sistem peredaran darah dan pernapasan. Tujuannya membakar lemak dan kalori dalam tubuh dengan memompa darah dari jantung dan paru-paru sehingga detak jantung meningkat. Seperti: Berjalan kaki, Jogging, bersepeda, berenang, dan lompat tali.

2. Workout. Olahraga workout sendiri adalah salah satu bentuk kegiatan kebugaran jasmani yang mana tujuan utamanya adalah membuat tubuh agar tetap sehat dan bugar. Seperti: Push up, Sit up, dan Squat.

3. Latihan kekuatan (strength training) atau resistance training. Latihan beban yang merupakan olahraga yang umum dilakukan untuk membesarkan dan membentuk otot.

Intinya, olahraga itu nggak sesederhana cuma buat bakar kalori atau ngejar angka timbangan. Lebih dari itu, olahraga bantu tubuh kita jadi lebih kuat, otot terbentuk, metabolisme makin lancar, hormon lebih seimbang, stres minggat, dan yang pasti lemak pun ikut berkurang pelan-pelan.




Gabungkan Keduanya: Inilah Kunci Suksesnya

Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa perubahan paling efektif dan tahan lama datang dari kombinasi pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur. Mengapa? Karena diet tanpa olahraga bisa menyebabkan kehilangan massa otot, bukan hanya lemak. Hal ini akan menyebabkan tubuh menjadi kurus kerempeng seperti hanya tersisa tulang dan kulit.

Olahraga tanpa kontrol makan pun bisa membuat hasilnya lambat dan mengecewakan. Terlebih jika kita olahraga dengan susah payah, tetapi tetap memakan semua jenis makanan, itu sama saja seperti orang yang rajin menimba air dari perahu bocor, tetapi tidak menutup lubangnya. Untuk itu, gabungan keduanya untuk mempercepat hasil, sekaligus menjaga tubuh tetap sehat dan bertenaga selama prosesnya.

Transformasi tubuh ideal bukan soal melarang diri makan enak, atau memaksa diri olahraga setiap hari. Tetapi soal membangun rutinitas yang realistis dan berkelanjutan. Contoh perubahan kecil yang bisa dilakukan:

1. Ganti satu kali jatah makan berat dengan salad tinggi protein.

2. Jalan kaki 20–30 menit atau ketika waktu luang setiap harinya.

3. Minum air putih sebelum makan untuk mencegah makan berlebihan.

4. Bawa bekal ketika bepergian agar lebih asupan kalori lebih terkontrol. Bonusnya hidup jadi lebih irit.

5. Buat target olahraga ringan 3x seminggu sebagai permulaan.

Tubuh ideal itu tidak terbentuk dalam seminggu. Perubahan besar akan datang dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus. Banyak orang gagal karena mereka terlalu buru-buru ingin mendapatkan hasil instan, lalu menyerah saat timbangan tak ada pergerakan. Padahal, bentuk tubuh yang ideal bukan hanya soal “Kurus”. Tetapi soal kuat dan aktif tanpa mudah lelah, tidak sering sakit, percaya diri dengan apa yang dilihat di cermin dan yang terpenting nyaman dengan diri sendiri.

Tubuhmu Berharga, Rawat dengan Seimbang

Jadi, kembali ke pertanyaan awal: Kurangi makan atau perbanyak olahraga? Jawabannya adalah: gabungkan keduanya dengan cara yang cerdas dan sesuai dengan ritmemu sendiri.

Tidak ada rumus yang pasti karena setiap tubuh itu berbeda. Tetapi satu hal pasti: Mulailah hari ini meskipun dengan langkah kecil. Karena, perubahan besar dimulai dari niat baik dan konsistensi sederhana. Dan ingat, perubahan sejati bukan datang dari rasa benci pada tubuh sendiri, tetapi dari rasa sayang dan keinginan untuk merawatnya menjadi lebih baik.


Oleh: Moh. Syahrul Gunawan (20230110023)

 

0 komentar:

Posting Komentar

Kuliner Kaki Lima, Rasa yang Menghidupkan Harapan

Di sela-sela deru kendaraan dan riuh kota yang tak pernah benar-benar tidur, sepasang tangan sibuk menata dagangan di atas trotoar sempit. T...