Pertumbuhan
ekonomi Indonesia mengalami percepatan selama periode 2016-2018. Pada tahun
2016 perekonomian Indonesia mulai menggeliat dan berlanjut hingga tahun 2018.
Peningkatan ekonomi Indonesia sejalan dengan perbaikan ekonomi dunia. Prediksi
tentang arah pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan, baik oleh pemerintah maupun
dunia usaha. Pemerintah menggunakan informasi ini untuk perencanaan dan
penentuan kebijakan ekonomi ke depan. Sementara dunia usaha menggunakannya
untuk memprediksi pangsa pasar ke depan.Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan
dua pendekatan indikator dalam memprediksi kondisi ekonomi Indonesia ke depan.
Indikator dini (prompt indicator) yang digunakan adalah Indeks Tendensi Bisnis
(ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK). Kedua indikator ini saling melengkapi
dalam memberikan informasi dini perkembangan ekonomi secara umum. ITB melihat
kondisi ekonomi dari perspektif pengusaha, sedangkan ITK melihat kondisi
ekonomi dari sisi konsumen. Informasi ekonomi yang dihasilkan dari kedua
indikator ini adalah kondisi perekonomian triwulan berjalan dan prediksi
triwulan mendatang. Pada tahun 2018, perekonomian Indonesia dihadapkan pada
situasi ekonomi global yang cenderung stagnan. Indikasi ini terlihat dari
perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 yang relatif sama dengan tahun
sebelumnya. Sementara itu beberapa negara maju yang menjadi mitra dagang utama
dan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia mengalami perlambatan kondisi
ekonomi dari tahun sebelumnya
Data
Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) tahun 2018
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tahan ekonomi dan potensi pertumbuhan
yang cukup kuat meski berada dalam tekanan global. Pada setiap triwulan di
tahun 2018, nilai ITB dan ITK selalu berada di atas angka 100, menandakan
adanya optimisme dari pelaku usaha dan konsumen.ITB tertinggi terjadi di
triwulan II-2018 sebesar 112,82, mencerminkan peningkatan pendapatan usaha,
kapasitas produksi, dan daya serap tenaga kerja.Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas, Transportasi, serta Industri Makanan menjadi motor penggerak bisnis
nasional dengan kontribusi PMDN dan PMA terbesar.
Survei Tendensi Bisnis (STB) pada
tahun 2018 dilaksanakan di 34 provinsi, walau pada
penghitungannya Provinsi Kalimantan
Utara masih tergabung dengan Provinsi Kalimantan
Timur. Pencacahan survei ini
dilaksanakan setiap triwulan pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Distribusi sampel perusahaan tersebar ke dalam 17 kategori lapangan usaha.
Kerangka sampel STB BPS yang digunakan bersumber dari perusahaan menengah dan
besar hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE2016-UMB) dan dari direktori perusahaan
sektor pertanian 2016. Dari daftar perusahaan/usaha selanjutnya dibagi habis ke
dalam paket-paket sampel. Pengalokasian perusahaan/usaha ke dalam paket-paket
sampel dilakukan secara sistematik dan independen per kategori. Pengalokasian
sampel untuk STB untuk tiap Provinsi mempertimbangkan kontribusi perekonomian
tiap provinsi (PDRB) terhadap perekonomian.
Stabilitas konsumsi rumah tangga
sebagai penopang PDB
Peningkatan investasi dalam negeri (PMDN) sebagai tanda
kepercayaan pasar domestik.Optimisme pelaku usaha yang tidak goyah oleh
depresiasi Rupiah dan kenaikan suku bunga. Harapan terbesar adalah bahwa
Indonesia mampu menjadi pusat kekuatan ekonomi regional, dengan bisnis yang
resilien dan konsumsi domestik yang kuat.
Untuk
mewujudkan potensi dan harapan di atas, berikut langkah-langkah strategis
membangun ekosistem ekonomi yang kokoh dan inklusif:
Langkah 1: Perkuat UMKM dan Industri
Lokal
Fasilitasi pembiayaan, akses
digital, dan pelatihan kewirausahaan
Integrasikan UMKM ke rantai pasok
nasiona
Langkah 2: Perluas Infrastruktur
Digital dan Fisik
Fokus pada konektivitas antarwilayah
Bangun kawasan industri terpadu yang
terhubung dengan pelabuhan dan pasar
Langkah 3: Tingkatkan Literasi
Konsumen dan Inklusivitas Keuangan
Edukasi publik tentang konsumsi
cerdas dan investasi
Permudah akses tabungan dan
pembiayaan rumah tangg
Langkah 4: Reformasi Regulasi dan
Perizinan
Sederhanakan proses investasi, baik
domestik maupun asing
Dorong inovasi melalui kebijakan
insentif pajak dan R&D
Langkah 5: Bangun Kepercayaan
Melalui Stabilitas Makroekonomi
Pertahankan inflasi rendah dan nilai
tukar yang stabil
Jaga konsistensi kebijakan fiskal
dan moneter
Data ITB dan ITK 2018 menegaskan
bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi ekonomi besar yang ditopang oleh
optimisme sektor bisnis dan rumah tangga. Tantangan global tidak memadamkan
keyakinan pelaku ekonomi di dalam negeri. Harapan Indonesia untuk tumbuh
sebagai kekuatan ekonomi regional sangat realistis jika dibarengi dengan upaya
membangun ekosistem yang tangguh dan inklusif. Dengan sinergi antara
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Indonesia bukan hanya mampu bertahan,
tetapi juga melompat ke arah kemajuan yang lebih tinggi.
Oleh: Rifki Syaeful Anwar (20240110040_PBSI-01)
0 komentar:
Posting Komentar