Sabtu, 05 Juli 2025

ku Ingin Indonesia Jadi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami percepatan selama periode 2016-2018. Pada tahun 2016 perekonomian Indonesia mulai menggeliat dan berlanjut hingga tahun 2018. Peningkatan ekonomi Indonesia sejalan dengan perbaikan ekonomi dunia. Prediksi tentang arah pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan, baik oleh pemerintah maupun dunia usaha. Pemerintah menggunakan informasi ini untuk perencanaan dan penentuan kebijakan ekonomi ke depan. Sementara dunia usaha menggunakannya untuk memprediksi pangsa pasar ke depan.Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan dua pendekatan indikator dalam memprediksi kondisi ekonomi Indonesia ke depan. Indikator dini (prompt indicator) yang digunakan adalah Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK). Kedua indikator ini saling melengkapi dalam memberikan informasi dini perkembangan ekonomi secara umum. ITB melihat kondisi ekonomi dari perspektif pengusaha, sedangkan ITK melihat kondisi ekonomi dari sisi konsumen. Informasi ekonomi yang dihasilkan dari kedua indikator ini adalah kondisi perekonomian triwulan berjalan dan prediksi triwulan mendatang. Pada tahun 2018, perekonomian Indonesia dihadapkan pada situasi ekonomi global yang cenderung stagnan. Indikasi ini terlihat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 yang relatif sama dengan tahun sebelumnya. Sementara itu beberapa negara maju yang menjadi mitra dagang utama dan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia mengalami perlambatan kondisi ekonomi dari tahun sebelumnya

Data Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tahan ekonomi dan potensi pertumbuhan yang cukup kuat meski berada dalam tekanan global. Pada setiap triwulan di tahun 2018, nilai ITB dan ITK selalu berada di atas angka 100, menandakan adanya optimisme dari pelaku usaha dan konsumen.ITB tertinggi terjadi di triwulan II-2018 sebesar 112,82, mencerminkan peningkatan pendapatan usaha, kapasitas produksi, dan daya serap tenaga kerja.Sektor Pengadaan Listrik dan Gas, Transportasi, serta Industri Makanan menjadi motor penggerak bisnis nasional dengan kontribusi PMDN dan PMA terbesar.

Survei Tendensi Bisnis (STB) pada tahun 2018 dilaksanakan di 34 provinsi, walau pada

penghitungannya Provinsi Kalimantan Utara masih tergabung dengan Provinsi Kalimantan

Timur. Pencacahan survei ini dilaksanakan setiap triwulan pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Distribusi sampel perusahaan tersebar ke dalam 17 kategori lapangan usaha. Kerangka sampel STB BPS yang digunakan bersumber dari perusahaan menengah dan besar hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE2016-UMB) dan dari direktori perusahaan sektor pertanian 2016. Dari daftar perusahaan/usaha selanjutnya dibagi habis ke dalam paket-paket sampel. Pengalokasian perusahaan/usaha ke dalam paket-paket sampel dilakukan secara sistematik dan independen per kategori. Pengalokasian sampel untuk STB untuk tiap Provinsi mempertimbangkan kontribusi perekonomian tiap provinsi (PDRB) terhadap perekonomian.

     Dari sisi konsumen, meskipun terjadi ketidakpastian global, ITK tetap stabil. Konsumen masih yakin terhadap pendapatan mereka di masa depan, dengan ITK triwulan IV-2018 diperkirakan naik.Dari data ITB dan ITK, harapan terhadap masa depan ekonomi Indonesia sangat jelas terlihat. Meskipun ekonomi dunia stagnan, Indonesia menunjukkan:

Stabilitas konsumsi rumah tangga sebagai penopang PDB

Peningkatan investasi dalam negeri (PMDN) sebagai tanda kepercayaan pasar domestik.Optimisme pelaku usaha yang tidak goyah oleh depresiasi Rupiah dan kenaikan suku bunga. Harapan terbesar adalah bahwa Indonesia mampu menjadi pusat kekuatan ekonomi regional, dengan bisnis yang resilien dan konsumsi domestik yang kuat.





































Untuk mewujudkan potensi dan harapan di atas, berikut langkah-langkah strategis membangun ekosistem ekonomi yang kokoh dan inklusif:

Langkah 1: Perkuat UMKM dan Industri Lokal

Fasilitasi pembiayaan, akses digital, dan pelatihan kewirausahaan

Integrasikan UMKM ke rantai pasok nasiona

Langkah 2: Perluas Infrastruktur Digital dan Fisik

Fokus pada konektivitas antarwilayah

Bangun kawasan industri terpadu yang terhubung dengan pelabuhan dan pasar

Langkah 3: Tingkatkan Literasi Konsumen dan Inklusivitas Keuangan

Edukasi publik tentang konsumsi cerdas dan investasi

Permudah akses tabungan dan pembiayaan rumah tangg

Langkah 4: Reformasi Regulasi dan Perizinan

Sederhanakan proses investasi, baik domestik maupun asing

Dorong inovasi melalui kebijakan insentif pajak dan R&D

Langkah 5: Bangun Kepercayaan Melalui Stabilitas Makroekonomi

Pertahankan inflasi rendah dan nilai tukar yang stabil

Jaga konsistensi kebijakan fiskal dan moneter

 

Data ITB dan ITK 2018 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi ekonomi besar yang ditopang oleh optimisme sektor bisnis dan rumah tangga. Tantangan global tidak memadamkan keyakinan pelaku ekonomi di dalam negeri. Harapan Indonesia untuk tumbuh sebagai kekuatan ekonomi regional sangat realistis jika dibarengi dengan upaya membangun ekosistem yang tangguh dan inklusif. Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Indonesia bukan hanya mampu bertahan, tetapi juga melompat ke arah kemajuan yang lebih tinggi.


Oleh: Rifki Syaeful Anwar (20240110040_PBSI-01)

0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...