Rabu, 02 Juli 2025

Aku Ingin Indonesia: “Membangun Kepedulian terhadap Lingkungan”

Lingkungan merupakan segala aspek yang berada disekitar mahluk hidup yang mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan mahluk hidup itu sendiri, baik manusia maupun mahluk hidup lainnya. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berupa lereng bukit dan pegunungan. Ketinggian rata-rata di bagian utara dan barat sekitar 700 meter, sedangkan di bagian selatan dan timur antara 120 hingga 222 meter menurut BPS Kabupaten Kuningan 2019. 

Dalam diskusi yang menghadirkan para pakar lingkungan, terungkap bahwa kondisi ekologis di Jawa Barat semakin kompleks. Ketua Umum Gema Jabar Hejo, Asep Ismail, menyoroti laju deforestasi yang terus meningkat di provinsi ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas hutan di Jawa Barat mengalami penyusutan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya bukan hanya terhadap keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan risiko bencana ekologis, seperti banjir dan tanah longsor yang semakin sering terjadi di berbagai daerah.

Menurut laporan Global Forest Watch, sejak tahun 2001, Jawa Barat telah kehilangan sekitar 28 hektar hutan primer. Kehilangan ini turut berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon hingga 20,8 kiloton. Konversi lahan yang masif untuk pertanian, permukiman, dan industri semakin memperburuk kondisi lingkungan. Jika tidak ada langkah mitigasi yang serius, dampak negatifnya akan meluas hingga memengaruhi perubahan iklim dan ketahanan ekosistem di masa mendatang.

Di Kuningan sendiri masih banyak sekali masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan, jika hal itu terus dibiarkan maka suatu saat akan menjadi krisis dan menjadi ancaman yang berkelanjutan. Persoalannya adalah dimana akar permasalahanya? Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa penebangan hutan, perubahan penggunaan lahan di Kuningan saat ini sangat melonjak tinggi sehingga resapan air dan kondisi tanah yang tidak stabil menjadi pemicu kerusakkan alam.

Khususnya di Kuningan meskipun banyak terdapat keindahan alam dan potensi wisata yang sangat tinggi, terdapat kekhawatiran mengenai dampak pembangunan pariwisata terhadap lingkungan. Lahan yang beralih fungsi dapat menyebabkan berbagai macam bentuk bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan, hingga pemanasan global.

Terdapat beberapa kasus bencana alam seperti longsor yang menutup akses kawasan curug Cilengkrang yang disebabkan oleh pembangunan tempat pariwisata Joglo Arunika menjadi salah satu penyebab bencana alam tersebut. Selain kasus tersebut beberapa bulan lalu di Kuningan juga terjadi hujan yang sangat deras sehingga menyebabkan kebanjiran di kawasan Kuningan kota, hal tersebut dikarenakan kurangnya resapan air, penyumbatan saluran air sehingga mengakibatkan Sungai meluap. Jika hal seperti ini terus terjadi pertanyannya siapa yang mau bertanggung jawab? Ada begitu banyak persoalan di lingkungan yang harus menjadi perhatian bagi masyarakat Kuningan, bukan hanya tugas pemerintah Daerah saja namun, kesadaran seluruh masyarakat Kuningan sangat dibutuhkan demi menjaga kelestarian alam.

Permasalahan lingkungan yang terjadi bisa dianggap menjadi sebuah krisis lingkungan. Kelestarian alam harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya satu pihak saja. Jika semua pihak sudah memiliki kesadaran penuh terhadap lingkungan, maka hal tersebut bisa teratasi dengan baik. Sebagai mahasiswa yang bergelut di bidang pendidikan maka sudah seharusnya kita ikut berkontribusi dalam pelestarian alam itu sendiri.

Dalam kasus seperti ini muncul sebuah pertanyaan, upaya apa yang dapat dilakukkan selain memiliki kesadaran terhadap lingkungan? Hal utama yang harus dilakukkan adalah dengan cara mengadakan kegiatan reboisasi di tempat-tempat yang sudah mengalami kerusakan hutan atau lahan. Dengan adanya kegiatan reboisasi ini diharapkan bisa mengembalikkan kemampuan hutan dalam menyediakan berbagai fungsi penting alam.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan atau memperkenalkan peran alam kepada anak-anak di usia dini hingga remaja. Karena anak-anak di era modern ini kebanyakan tidak begitu peduli terhadap lingkungan. Menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan kepada anak-anak sangat penting, karena jika seseorang sudah memiliki sikap peduli terhadap lingkungan kejadian seperti pengalihan fungsi lahan, penebangan hutan, buang sampah sembarangan akan jauh lebih sedikit sehingga dapat mencegah berbagai kerusakan alam yang terjadi.

Dengan menanamkan sikap kepeduliaan terhadap lingkungan kepada anak usia dini dapat menjadikkan hal itu sebagai investasi jangka panjang bagi kelestarian alam. Anak-anak yang dibimbing untuk peduli terhadap alam, akan tumbuh menjadi seseorang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan itu sendiri.

Adapun langkah-langkah yang dapat kita lakukan:



Maka dari itu, harapannya ialah penataan dan perhatian terhadap lingkungan serta pengelolaanya perlu dilakukan secara berkelanjutan sehingga kedepannya jika semua pihak sudah memiliki kepeduliaan terhadap lingkungan, maka akan menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, sehat, serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Sebagai mahasiswa marilah bersama-sama menjadi teladan dalam bertanggung jawab menjaga kelestarian alam, karena masa depan ada di tangan kita. Kesadaran lingkungan bukan hanya sekedar pilihan, namun sebuah keharusan. Bumi adalah warisan yang kita pinjam untuk anak dan cucu kita dimasa depan, maka mulailah dari sekarang agar menjadi generasi muda yang peduli dan bertindak demi menjaga kelestarian alam untuk masa depan yang lebih baik.

Oleh: Vera Andani (20240110015_PBSIC-01)


0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...