Lingkungan
merupakan segala aspek yang berada disekitar mahluk hidup yang mempengaruhi
kelangsungan dan kesejahteraan mahluk hidup itu sendiri, baik manusia maupun
mahluk hidup lainnya. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat
bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, berupa lereng
bukit dan pegunungan. Ketinggian rata-rata di bagian utara dan barat
sekitar 700 meter, sedangkan di bagian selatan dan timur antara 120 hingga 222 meter
menurut BPS Kabupaten Kuningan 2019.
Dalam
diskusi yang menghadirkan para pakar lingkungan, terungkap bahwa kondisi
ekologis di Jawa Barat semakin kompleks. Ketua Umum Gema Jabar Hejo, Asep
Ismail, menyoroti laju deforestasi yang terus meningkat di provinsi ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas hutan di Jawa Barat
mengalami penyusutan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya bukan
hanya terhadap keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan risiko bencana
ekologis, seperti banjir dan tanah longsor yang semakin sering terjadi di
berbagai daerah.
Menurut
laporan Global Forest Watch, sejak tahun 2001, Jawa Barat telah kehilangan
sekitar 28 hektar hutan primer. Kehilangan ini turut berkontribusi terhadap
peningkatan emisi karbon hingga 20,8 kiloton. Konversi lahan yang masif untuk
pertanian, permukiman, dan industri semakin memperburuk kondisi lingkungan.
Jika tidak ada langkah mitigasi yang serius, dampak negatifnya akan meluas
hingga memengaruhi perubahan iklim dan ketahanan ekosistem di masa mendatang.
Di
Kuningan sendiri masih banyak sekali masyarakat yang kurang peduli terhadap
lingkungan, jika hal itu terus dibiarkan maka suatu saat akan menjadi krisis
dan menjadi ancaman yang berkelanjutan. Persoalannya adalah dimana akar
permasalahanya? Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa penebangan hutan,
perubahan penggunaan lahan di Kuningan saat ini sangat melonjak tinggi sehingga
resapan air dan kondisi tanah yang tidak stabil menjadi pemicu kerusakkan alam.
Khususnya
di Kuningan meskipun banyak terdapat keindahan alam dan potensi wisata yang
sangat tinggi, terdapat kekhawatiran mengenai dampak pembangunan pariwisata
terhadap lingkungan. Lahan yang beralih fungsi dapat menyebabkan berbagai macam
bentuk bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan, hingga pemanasan
global.
Terdapat
beberapa kasus bencana alam seperti longsor yang menutup akses kawasan curug
Cilengkrang yang disebabkan oleh pembangunan tempat pariwisata Joglo Arunika
menjadi salah satu penyebab bencana alam tersebut. Selain kasus tersebut
beberapa bulan lalu di Kuningan juga terjadi hujan yang sangat deras sehingga
menyebabkan kebanjiran di kawasan Kuningan kota, hal tersebut dikarenakan
kurangnya resapan air, penyumbatan saluran air sehingga mengakibatkan Sungai meluap.
Jika hal seperti ini terus terjadi pertanyannya siapa yang mau bertanggung
jawab? Ada begitu banyak persoalan di lingkungan yang harus menjadi perhatian
bagi masyarakat Kuningan, bukan hanya tugas pemerintah Daerah saja namun,
kesadaran seluruh masyarakat Kuningan sangat dibutuhkan demi menjaga
kelestarian alam.
Permasalahan
lingkungan yang terjadi bisa dianggap menjadi sebuah krisis lingkungan.
Kelestarian alam harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya satu pihak saja. Jika
semua pihak sudah memiliki kesadaran penuh terhadap lingkungan, maka hal
tersebut bisa teratasi dengan baik. Sebagai mahasiswa yang bergelut di bidang
pendidikan maka sudah seharusnya kita ikut berkontribusi dalam pelestarian alam
itu sendiri.
Upaya
lain yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan sikap peduli terhadap
lingkungan atau memperkenalkan peran alam kepada anak-anak di usia dini hingga
remaja. Karena anak-anak di era modern ini kebanyakan tidak begitu peduli
terhadap lingkungan. Menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan kepada
anak-anak sangat penting, karena jika seseorang sudah memiliki sikap peduli
terhadap lingkungan kejadian seperti pengalihan fungsi lahan, penebangan hutan,
buang sampah sembarangan akan jauh lebih sedikit sehingga dapat mencegah
berbagai kerusakan alam yang terjadi.
Dengan menanamkan sikap kepeduliaan terhadap lingkungan kepada anak usia dini dapat menjadikkan hal itu sebagai investasi jangka panjang bagi kelestarian alam. Anak-anak yang dibimbing untuk peduli terhadap alam, akan tumbuh menjadi seseorang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan itu sendiri.
Adapun langkah-langkah
yang dapat kita lakukan:
Maka
dari itu, harapannya ialah penataan dan perhatian terhadap lingkungan serta
pengelolaanya perlu dilakukan secara berkelanjutan sehingga kedepannya jika
semua pihak sudah memiliki kepeduliaan terhadap lingkungan, maka akan
menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, sehat, serta mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan lebih lanjut.
Sebagai mahasiswa marilah bersama-sama menjadi teladan dalam bertanggung jawab menjaga kelestarian alam, karena masa depan ada di tangan kita. Kesadaran lingkungan bukan hanya sekedar pilihan, namun sebuah keharusan. Bumi adalah warisan yang kita pinjam untuk anak dan cucu kita dimasa depan, maka mulailah dari sekarang agar menjadi generasi muda yang peduli dan bertindak demi menjaga kelestarian alam untuk masa depan yang lebih baik.
Oleh: Vera Andani (20240110015_PBSIC-01)
0 komentar:
Posting Komentar