Selasa, 08 Juli 2025

Aku Ingin Indonesia Menjadi Sumber Kehidupan Kreatif Dunia

 

Indonesia itu istimewa. Kita punya lebih dari 1.300 suku bangsa, ratusan bahasa daerah, beragam kuliner, seni, dan cerita rakyat. Kalau dunia ingin mencari inspirasi, Indonesia adalah jawabannya.Saat ini saja, ekonomi kreatif kita sudah menyumbang lebih dari Rp1.200 triliun ke PDB nasional. Dan Kita masuk tiga besar dunia setelah Amerika dan Korea Selatan. Tapi sayangnya, belum banyak yang tahu betapa hebatnya kita.

Kontribusi terhadap PDB Pada 2022, sektor ekonomi kreatif Indonesia menyumbang Rp 1.280 triliun (~6,5% PDB) dan mempekerjakan lebih dari 22 juta orang. Ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kontribusi kreatif terbesar ketiga dunia, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Subsektor unggulan: Kuliner, fashion, dan kriya menyumbang sekitar 75% dari total PDB kreatif, sementara subsektor film, musik, dan aplikasi (termasuk game) menunjukkan potensi ekspor tinggi. Pasar gaming besar: Industri game dan esport tumbuh pesat Indonesia adalah pasar game terbesar di SEA dan ke-16 dunia pada 2016, nilai industrinya mencapai Rp 11,4 triliun. Ekosistem digital yang berkembang: PDB ekonomi digital diperkirakan tumbuh empat kali lipat hingga mencapai US$ 210–360 miliar (~Rp 5.800 triliun) pada 2030. Ekonomi kreatif dan digital saling menopang dan memperkuat.

 

Harapan Untuk Indonesia

Talenta muda makin diperkuat melalui pendidikan dan akses teknologi.
Anak-anak muda Indonesia memiliki potensi sangat bagus, tetapi potensi itu harus dibina dan difasilitasi. Melalui pendidikan yang adaptif yang mengajarkan keterampilan abad 21 seperti desain digital, animasi, pemrograman, dan kewirausahaan kreatif kita bisa melahirkan generasi inovator. Dukungan berupa akses teknologi, perangkat produksi, jaringan internet, dan mentor industri akan mempercepat proses kreatif para generasi muda. Tidak ada alasan talenta muda Indonesia tertinggal, karena dengan ekosistem yang tepat, mereka bisa bersaing di tingkat dunia.

Karya budaya kita musik, film, game, kuliner diterima dan dihargai oleh dunia.
Bayangkan saat lagu-lagu Indonesia diputar di radio Jepang dan Amerika, saat film lokal tayang di bioskop-bioskop Eropa, atau saat game buatan anak muda Indonesia dimainkan jutaan orang di berbagai negara. Bukan lagi mimpi, ini bisa jadi kenyataan. Kekayaan budaya dan imajinasi bangsa ini punya daya tarik universal yang bisa menyentuh siapa pun, di mana pun. Dengan promosi dan kualitas yang konsisten, karya kreatif Indonesia bisa menjadi duta budaya yang memperkenalkan identitas bangsa ke ranah global.

Langkah Membangun Ekosistem (dengan Proses Visual)

Berikut alur langkah strategis untuk mewujudkan visi tersebut:

Gambar alur proses:

  1. Fasilitasi dan Inkubasi Bisnis Kreatif

Langkah awal adalah membangun wadah pembinaan bagi pelaku kreatif, terutama pemula. Pemerintah, universitas, dan swasta perlu menyediakan inkubator bisnis, studio kreatif komunitas, serta pelatihan teknis dan manajerial. Misalnya, pelatihan desain grafis, animasi, pemasaran digital, hingga pengelolaan hak cipta. Fasilitas coworking space dan akses ke peralatan produksi (kamera, komputer, audio studio) juga penting agar ide-ide lokal bisa dikembangkan jadi produk siap jual.

  1. Integrasi Pasar Domestik dan Global

Ekonomi kreatif harus diberi jalan untuk masuk ke pasar, baik di dalam negeri maupun internasional. Ini bisa dilakukan lewat kurasi produk di marketplace, kolaborasi antar-provinsi, serta dukungan untuk mengikuti festival, pameran, dan expo. Penting juga membangun rantai pasok industri kreatif yang terhubung dari daerah ke kota, dari komunitas ke industri. Produk kreatif Indonesia harus bisa mengisi toko lokal, platform digital nasional seperti Tokopedia atau Bukalapak.

  1. Pendanaan & Kebijakan Ekspor

Pelaku kreatif sering kesulitan mengakses modal. Maka perlu dibuka akses ke pendanaan inovatif: seperti dana hibah pemerintah, venture capital, crowdfunding, dan koperasi digital. Di sisi lain, kebijakan ekspor untuk produk kreatif harus disederhanakan melalui pengurangan biaya logistik, percepatan perizinan ekspor, dan penyediaan bantuan teknis dalam pengemasan, standarisasi produk, dan pemasaran lintas negara. Tujuannya adalah memperbesar nilai ekspor karya anak bangsa.

  1. Promosi & Diplomasi Budaya

Produk kreatif tak hanya menjual barang, tapi juga memperkenalkan nilai dan identitas bangsa. Oleh karena itu, strategi promosi tidak cukup dilakukan oleh pelaku usaha saja. Pemerintah harus aktif melakukan diplomasi budaya lewat festival seni di luar negeri, partisipasi dalam expo internasional, serta kerja sama antarnegara di bidang industri kreatif. Konten budaya seperti film, musik, dan batik bisa jadi alat soft power Indonesia yang memperkuat posisi global.

  1. Monitoring & Evaluasi

Setiap program ekonomi kreatif perlu dipantau secara berkala. Pemerintah dan lembaga riset harus membuat sistem monitoring berbasis data: seperti pencatatan kontribusi PDB, ekspor, jumlah pelaku, dan sebaran industri kreatif per daerah. Selain itu, dibutuhkan evaluasi terhadap kebijakan agar bisa diadaptasi sesuai tantangan zaman—seperti tren digitalisasi, teknologi AI, atau preferensi pasar global.

 

KESIMPULAN

Indonesia berada di titik emas untuk menjadi pusat ekonomi kreatif global. Dengan kekayaan budaya yang luar biasa terdiri dari lebih dari 1.300 suku bangsa, ratusan bahasa, dan beragam seni tradisional serta dukungan dari generasi muda yang kreatif dan melek digital, potensi ini bukan sekadar harapan, melainkan peluang nyata. Sektor ekonomi kreatif Indonesia pada tahun 2023 telah menyumbang lebih dari Rp 1.300 triliun terhadap PDB nasional dan menyerap lebih dari 22 juta tenaga kerja. (Sumber: Kemenparekraf RI, 2024). Sementara itu, laporan oleh UNCTAD menyebutkan bahwa sektor kreatif menyumbang 3% PDB global dan 21% dari ekspor total barang dan jasa. (UNCTAD Creative Economy Outlook, 2022).

Dengan strategi yang terstruktur mulai dari:

  • Penguatan regulasi dan hak cipta,
  • Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan kreatif,
  • Fasilitasi bisnis dan inkubator kreatif,
  • Pembukaan akses pasar dan ekspor,
  • Hingga promosi budaya dalam diplomasi global,

Indonesia memiliki landasan kuat untuk tumbuh menjadi kekuatan budaya dan ekonomi berbasis kreativitas.Aku ingin Indonesia menjadi sumber kehidupan bangsa yang makmur dan inklusif, yang dihormati dunia karena budayanya yang hidup, inovatif, dan mendunia.

Dengan ini Indonesia menjadi mercusuar kreativitas dunia bangsa yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya, tetapi karena daya cipta manusianya. Sebuah bangsa yang makmur, inklusif, dan dihargai dunia lewat budaya dan karya kreatifnya yang hidup, inovatif, dan mendunia.

Sumber :

  1. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) – Laporan Statistik Ekraf 2023–2024
    https://www.kemenparekraf.go.id
  2. UNCTAD Creative Economy Outlook 2022 – United Nations Conference on Trade and Development
    https://unctad.org/publication/creative-economy-outlook-2022
  3. Badan Pusat Statistik (BPS) – Statistik Sektoral Ekonomi Kreatif
    https://www.bps.go.id
  4. Katadata Insight Center – “Potensi Ekonomi Kreatif Nasional dan Digitalisasi UMKM”
    https://katadata.co.id

 

Oleh : Humaira Alisya Yuniandri (20240110049_PBSIC-02)


0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...