Anak
adalah generasi penerus bangsa, merekadianggap sebagai aset berharga yang akan
membantu untuk membawa perubahan dan kemajuan bangsa di masa depan. Hanya saja,
tidak semua anak di Indonesia bisa hidup dan tumbuh di lingkungan yang aman
bagi mereka. Saat ini, banyak sekali berita-berita tentang seorang anak yang
menjadi korban kekerasan. Dari kekerasan fisik, psikis, hingga kekerasan
seksual yang menjadi trauma dan luka yang sangat mendalam bagi mereka. Dan
pelaku bukan hanya orang asing, melainkan orang terdekat mereka sendiri.
Menurut
data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anakyang
tercantum di Katadata, sejak tahun 2020 laporan mengenai kekerasan anak sangat
meningkat hingga tahun 2024. Di mana pada tahun 2024,terdapat 19.628 laporan
yang didapat mengenai kekerasan anak, di antaranya kekerasan seksual (11.771),
Psikis (4.838), dan Fisik (4.890). Dan sampai saat ini, tidak ada tempat yang
benar-benar aman bagi mereka baik sekolah maupun rumah mereka sendiri. Hal ini
dapat menunjukkan, bahwa perlindungan anak di Indonesia masih sangat kurang.
Harapan
penulis yaitu, ingin Indonesia bisa menjadi negara yang bersih dari kasus kekerasan
anak. Melindungi anak bukan hanya dari sebuah peraturan, namun bisa melalui
tindakan nyata seperti pendidikan karakter, penguatan keluarga, sistem
pelaporan yang mudah, dan penegakan hukum yang sangat tegas terhadap pelaku
kekerasan anak, serta kolaborasi semua pihak seperti orang tua, guru, dan
masyarakat untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
Agar Indonesia aman dari kekerasan anak, diperlukan langkah-langkah untuk mencegah kekerasan terhadap anak, seperti:
- Penguatan pendidikan terhadap norma dan nilai-nilai sosial anti korupsi untuk keluarga, guru dan seluruh masyarakat agar mampu dan memahami hak-hak anak serta tata cara mencegah kekerasan terhadap anak.
- Pelatihan bagi orang tua, guru, dan tenaga sosial untuk mengetahui cara mendeteksi dan menangani kekerasan anak pada usia dini.
- Penyediaan layanan konseling dan perlindungan hukum yang mudah diakses oleh anak-anak yang menjadi korban kekerasan,
- Peningkatan anggaran dan perhatian pemerintah untuk program perlindungan anak di seluruh kota dan daerah-daerah terpencil.
- Membangun kolaborasi semua pihak untuk bekerja sama dalam membentuk jaringan perlindungan anak.
Berikut adalah gambar atau skema
sederhana untuk langkah-langkah pencegahan kekerasan terhadap anak:
a. Edukasi Masyarakat
↓
b. Penguatan Keluarga, Guru, dan
Masyarakat
↓
c. Sistem Pelaporan Mudah &
Cepat
↓
d. Penegakan Hukum yang Tegas
↓
e. Layanan Pemulihan Psikologis
↓
f. Kolaborasi Pemerintah, LSM, dan
Masyarakat
Kesimpulan.
Anak
adalah generasi penerus bangsa yang akan meneruskan perjuangan-perjuangan
sebelumnya. Tapi masih banyak anak di Indonesia jadi korban kekerasan—baik
fisik, psikis, maupun seksual. Bahkan, pelakunya sering kali orang terdekat
mereka sendiri. Data yang didapat dari Kementerian PPPA (2024) mencatat bahwa
ada 19.628 kasus kekerasan anak, yang
menunjukkan bahwa rumah dan sekolah belum sepenuhnya aman bagi mereka.
Penulis
berharap Indonesia bisa benar-benar melindungi anak lewat aksi nyata, seperti
edukasi, pelatihan orang tua dan guru, layanan konseling, sistem pelaporan
cepat, dan penegakan hukum. Dan kunci utamanya ada di kolaborasi, karena semua
pihak harus bersatu untuk membangun lingkungan yang aman dan ramah anak.
Meskipun
mencegah kekerasan terhadap anak bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi sebagai
manusia yang memiliki empati dan perasaan, kita harus selalu sadar bahwa anak
adalah generasi yang akan membangun citra yang baik untuk dirinya sendiri,
keluarga, bahkan untuk negara. Maka dari itu, mari kita bersama-sama menghilangkan kekerasan
anak demi masa depan yang cerah.
0 komentar:
Posting Komentar