Jumat, 04 Juli 2025

AKU INGIN INDONESIA MENJADI PELINDUNG ALAM, BUKAN PERUSAKNYA

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Hutan hujan tropis, lautan luas, pegunungan, dan sungai yang membentang merupakan anugerah besar yang membuat Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia. Namun, kekayaan alam tersebut kini semakin terancam. Penebangan liar, kebakaran hutan, dan pencemaran lingkungan terus terjadi. Alam yang dahulu hijau kini perlahan berubah menjadi rusak karena ulah manusia.

Oleh karena itu, saya ingin Indonesia tidak lagi dikenal karena kerusakan alamnya, tetapi karena perannya sebagai pelindung lingkungan. Sudah saatnya kita semua ikut menjaga kelestarian alam agar generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan dan manfaat yang kita rasakan hari ini. Melalui esai ini, saya akan menguraikan pentingnya Indonesia menjadi pelindung lingkungan hidup serta langkah-langkah konkret yang dapat ditempuh untuk mewujudkannya.

Menurut Rainforest Action Network (RAN), Indonesia memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, setelah Amazon di Amerika Selatan dan Cekungan Kongo di Afrika. Hutanhutan ini memiliki peran sangat penting dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, yang sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup di bumi.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024 menunjukkan bahwa luas lahan berhutan di Indonesia mencapai 95,5 juta hektare, atau sekitar 51,1% dari total daratan. Dari angka tersebut, 91,9% (87,8 juta hektare) berada di dalam kawasan hutan. Meski demikian, angka deforestasi netto tahun 2024 tetap tinggi, yaitu mencapai 175,4 ribu hektare, yang diperoleh dari deforestasi bruto (216,2 ribu hektare) dikurangi reforestasi (40,8 ribu hektare).

Menurut laporan Global Forest Watch, sebagian besar hilangnya hutan primer terjadi di wilayah yang berdekatan dengan perkebunan kayu, kelapa sawit, pertanian skala kecil, dan tambang, serta akibat perluasan penebangan komersial. Deforestasi juga meningkat di beberapa provinsi seperti Aceh, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Papua. Bahkan, kerusakan hutan telah merambah ke kawasan konservasi seperti Kerinci Seblat, Tesso Nilo, dan ekosistem Leuser di Pulau Sumatera.

Kerusakan hutan tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup berbagai satwa langka. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, jumlah Harimau Sumatra hanya tersisa 68 ekor, Jalak Bali 39 ekor, dan Monyet Hitam Sulawesi 63 ekor di habitat aslinya. Hutan adalah rumah bagi mereka. Jika hutan lenyap, maka lenyap pula harapan mereka untuk bertahan hidup.




Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pelindung lingkungan, berbagai langkah konkret perlu dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Pertama, pemerintah harus menegakkan hukum lingkungan secara tegas terhadap para pelaku perusakan alam. Penegakan hukum yang adil akan memberikan efek jera dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Kedua, perlu dilakukan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul harus digalakkan untuk memulihkan ekosistem yang rusak dan menjaga keseimbangan alam, Ketiga, pendidikan lingkungan perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi muda agar tumbuh kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga alam, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, serta peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. Keempat, masyarakat dapat mendukung pertanian dan produk yang ramah lingkungan, seperti memilih hasil tani lokal yang tidak merusak hutan atau menggunakan produk yang menggunakan bahan daur ulang. Terakhir, peran masyarakat adat dan lokal perlu diperkuat karena mereka telah terbukti menjaga hutan secara turun-temurun. Melibatkan mereka dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan lingkungan akan memperkuat perlindungan hutan yang berkelanjutan.

Melindungi alam Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Dengan kekayaan alam yang kita miliki, Indonesia seharusnya menjadi pemimpin dalam pelestarian lingkungan, bukan tercatat sebagai negara dengan tingkat kerusakan hutan yang tinggi. Jika langkah-langkah konkret seperti penegakan hukum, reboisasi, edukasi lingkungan, dan pelibatan masyarakat adat dijalankan dengan sungguhsungguh, maka Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia. Mari kita jaga bumi kita mulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan hari ini, karena masa depan lingkungan sangat bergantung pada tindakan kita sekarang.

 

Oleh: Wilda Aditia (20240110008_PBSI-02)

 


0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...