Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan
keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Hutan hujan tropis, lautan luas,
pegunungan, dan sungai yang membentang merupakan anugerah besar yang membuat
Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia. Namun, kekayaan alam tersebut kini
semakin terancam. Penebangan liar, kebakaran hutan, dan pencemaran lingkungan
terus terjadi. Alam yang dahulu hijau kini perlahan berubah menjadi rusak karena
ulah manusia.
Oleh karena itu, saya ingin Indonesia tidak lagi
dikenal karena kerusakan alamnya, tetapi karena perannya sebagai pelindung
lingkungan. Sudah saatnya kita semua ikut menjaga kelestarian alam agar
generasi mendatang masih dapat menikmati keindahan dan manfaat yang kita
rasakan hari ini. Melalui esai ini, saya akan menguraikan pentingnya Indonesia
menjadi pelindung lingkungan hidup serta langkah-langkah konkret yang dapat
ditempuh untuk mewujudkannya.
Menurut Rainforest Action Network (RAN), Indonesia
memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, setelah Amazon di Amerika
Selatan dan Cekungan Kongo di Afrika. Hutanhutan ini memiliki peran sangat
penting dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, yang sangat
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup di bumi.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) tahun 2024 menunjukkan bahwa luas lahan berhutan di Indonesia mencapai
95,5 juta hektare, atau sekitar 51,1% dari total daratan. Dari angka tersebut,
91,9% (87,8 juta hektare) berada di dalam kawasan hutan. Meski demikian, angka
deforestasi netto tahun 2024 tetap tinggi, yaitu mencapai 175,4 ribu hektare,
yang diperoleh dari deforestasi bruto (216,2 ribu hektare) dikurangi
reforestasi (40,8 ribu hektare).
Menurut laporan Global Forest Watch, sebagian besar
hilangnya hutan primer terjadi di wilayah yang berdekatan dengan perkebunan
kayu, kelapa sawit, pertanian skala kecil, dan tambang, serta akibat perluasan
penebangan komersial. Deforestasi juga meningkat di beberapa provinsi seperti
Aceh, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Papua. Bahkan, kerusakan hutan telah
merambah ke kawasan konservasi seperti Kerinci Seblat, Tesso Nilo, dan
ekosistem Leuser di Pulau Sumatera.
Kerusakan hutan tidak hanya berdampak pada manusia,
tetapi juga mengancam kelangsungan hidup berbagai satwa langka. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, jumlah Harimau Sumatra hanya tersisa 68
ekor, Jalak Bali 39 ekor, dan Monyet Hitam Sulawesi 63 ekor di habitat aslinya.
Hutan adalah rumah bagi mereka. Jika hutan lenyap, maka lenyap pula harapan
mereka untuk bertahan hidup.
Untuk
mewujudkan Indonesia sebagai pelindung lingkungan, berbagai langkah konkret
perlu dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Pertama,
pemerintah harus menegakkan hukum lingkungan secara tegas terhadap para pelaku
perusakan alam. Penegakan hukum yang adil akan memberikan efek jera dan
mencegah kerusakan lebih lanjut. Kedua, perlu dilakukan reboisasi atau
penanaman kembali hutan yang gundul harus digalakkan untuk memulihkan ekosistem
yang rusak dan menjaga keseimbangan alam, Ketiga, pendidikan lingkungan perlu
ditanamkan sejak dini kepada generasi muda agar tumbuh kesadaran dan tanggung
jawab dalam menjaga alam, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, serta
peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. Keempat,
masyarakat dapat mendukung pertanian dan produk yang ramah lingkungan, seperti
memilih hasil tani lokal yang tidak merusak hutan atau menggunakan produk yang
menggunakan bahan daur ulang. Terakhir, peran masyarakat adat dan lokal perlu
diperkuat karena mereka telah terbukti menjaga hutan secara turun-temurun.
Melibatkan mereka dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan lingkungan akan
memperkuat perlindungan hutan yang berkelanjutan.
Melindungi
alam Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama
seluruh masyarakat. Dengan kekayaan alam yang kita miliki, Indonesia seharusnya
menjadi pemimpin dalam pelestarian lingkungan, bukan tercatat sebagai negara
dengan tingkat kerusakan hutan yang tinggi. Jika langkah-langkah konkret
seperti penegakan hukum, reboisasi, edukasi lingkungan, dan pelibatan
masyarakat adat dijalankan dengan sungguhsungguh, maka Indonesia dapat menjadi
contoh bagi dunia. Mari kita jaga bumi kita mulai dari hal kecil yang bisa kita
lakukan hari ini, karena masa depan lingkungan sangat bergantung pada tindakan
kita sekarang.
Oleh: Wilda Aditia (20240110008_PBSI-02)
0 komentar:
Posting Komentar