Sabtu, 05 Juli 2025

Indonesia Negara Anti Penjajah

 Indonesia adalah negara yang sudah mengalami penjajahan oleh beberapa negara dengan waktu yang tidak singkat, salah satunya oleh Belanda yang menjajah Indonesia selama 340 tahun. Betapa menderitanya Indonesia kala itu hingga pada akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan pada tahun 1945. Dan pada saat itu Indonesia memiliki sebuah kalimat sakti yang terpajang besar-besaran pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Jelas tertampang bahwa Indonesia menolak keras atas penjajahan di seluruh dunia. Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, tentu siapa pula yang menerima kekejian, kebengisan, kebiadaban kaum kaum penjajah yang tak ada habisnya dalam merebutkan hak kekuasaan atas tanah yang kan diinjaknya.

            Indonesia bukan negara kecil yang tak punya taring. Negara ini berdiri dengan segala potensi besar yang tak boleh diremehkan oleh siapa pun. Indonesia adalah negeri dengan jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia, negeri dengan umat Islam terbesar yang mestinya menjadi contoh dalam memperjuangkan kemerdekaan dan melawan penjajahan dalam bentuk apa pun. Bukan hanya karena sejarah panjang perjuangan melawan kolonialisme, tapi juga karena Indonesia duduk dalam organisasi-organisasi penting dunia; G20, ASEAN, OKI, semua itu jadi panggung untuk menyuarakan keadilan. Hal ini menjadi potensi yang sangat berperan.

            Namun saat ini, Indonesia dikecewakan atas kegilaan yang dilontarkkan oleh Presiden Indonesia tentang konflik Palestina dan Israel pada awal bulan juni 2025 di Istana Merdeka Jakarta. Presiden Prabowo menyatakan Negara Indonesia siap mengakui dan menjamin Israel sebagai negara, melindungi hak-haknya, jika Israel mengakui kemerdekaan Palestina. Two-state Solutions, jalan perdamaian yang dimana Palestina mesti menerima segala penderitaan nya, beribu-ribu nyawa lenyap, tanah bumah yang rata tinggal tanah. Dan yang lebih parahnya lagi, dalam perdamaian ini, Palestina harus menerima tempatnya ditinggali oleh kaum kaum yahudi. Hal ini tidak bisa disebut sebagai penyelesaian masalah tetapi pantas disebut “Menormalisasi Penjajah”. Maka Two-state Solutions bukanlah solusi, tapi justru itu adalah merupakan awal masalah.

            Dari sinilah langkah yang akan menjadi solusi kecil namun berdampak dalam membangun Indonesia menjadi negara anti penjajah:

1.     Membangun Pendidikan yang Membuka Mata

Sejak dini rakyat Indonesia harus dididik bukan sekadar menjadi pintar, tapi sadar. Sadar bahwa dunia ini masih penuh penindasan. Sadar bahwa kemerdekaan tak datang cuma-cuma. Maka, pendidikan bukan hanya soal angka dan ijazah, tapi tentang menyulut api keberanian menolak ketidakadilan.

2.     Tegas dalam Diplomasi dan Hukum

Indonesia tak bisa bicara soal kemanusiaan sambil diam melihat penjajahan. Dalam forum internasional, Indonesia harus lantang menolak penjajah, siapa pun itu. Tak boleh tawar-menawar. Undang-undang kita sudah jelas, tinggal berani atau tidak.

3.     Mengangkat Narasi Penjajahan Lewat Budaya dan Media

Film, musik, tulisan, media sosial semua itu bukan sekadar hiburan. Itu adalah senjata. Indonesia harus pandai memakai budaya sebagai alat perlawanan, menyuarakan yang tak terdengar, menghidupkan kembali semangat yang nyaris padam.

4.     Menguatkan Peran Rakyat dan Gerakan Sipil

Rakyat Indonesia harus jadi garda depan. Jangan diam. Ormas, mahasiswa, para pejuang keadilan harus terus bersuara. Kalau negara diam, maka rakyat yang harus mengguncang.

Indonesia tidak bisa mengakui Israel sebagai negara, sebab Israel terdiri bukan untuk menjadi negara, tapi untuk menjadi kaum keji. Dan Indonesia dengan negara islam terbesar harus malu atas pengakuan tersebut. Bagaimana mesti, Indonesia dengan negara kaya hukum, segala Undang-undangnya tak patut sekedar dibacakan saja, namun dipahami bahkan diamalkan sebagai bentuk cerminan bahwa rakyat Indonesia tidak lemah dalam berpikir. Menolak penjajah dan takkan pernah mengakui penjajah, entah itu saat negara asing menjajah negara asing, negara asing menjajah negara Indonesia, atau bahkan negara Indonesia yang menjajah negaranya sendiri, itu adalah seni dalam memegang makna Undang-undang dasar 1945. 




Oleh: Elza Nadhita (20240110047_PBSI-01)

0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...