Jumat, 11 Juli 2025

Ingin Indonesia Punya Sistem Pendidikan Yang Baik

 Potensi Indonesia untuk menjadi negara yang kaya, maju, dan sejahtera sangatlah besar dengan beribu pulau, luas wilayah, banyaknya sumber daya alam dan warga negara yang berjumlah 270 juta jiwa sangatlah memungkinkan apabila ingin jadi negara dengan devisa tinggi dan beranjak dari negara berkembang, dengan catatan semua sumber daya dikelola dengan baik. Tapi bisa juga jadi tantangan apabila pengelolaannya, kebijakannya tidak baik. Semua kekayaan yang ada di Indonesia haruslah dikelola oleh manusia modern yang berkualitas. Untuk mencapai semua cita-cita tersebut harus dimulai dengan pendidikan yang baik. Menurut TOPUNIVERSITIES, Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia hanya menempati ranking ke 239 dunia. Berbeda dengan universitas terbaik tetangga tidak usah jauh jauh saja ada di Malaysia namanya Universitas Malaya menempati peringkat ke 60 dunia. Padahal dengan biaya yang relatif tidak jauh berbeda tapi kualitasnya sangat jauh. Indonesia tertinggal masalah pendidikan karna kurikulum yang terus berganti dan belum menemukan racikan yang pas. Yang terakhir asal jiplak dari negara maju dan gagal diterapkan di Indonesia; yang terjadi malah daya juang belajar menurun, kemampuan dasar yang harusnya dikuasai seperti membaca dan menghitung saja tidak bisa tidak jarang ditemukan di anak yang bahkan sudah SMA, semuanya karna Ujian Nasional dihilangkan dan tidak adanya tidak naik kelas.


 


Bukan sepenuhnya salah si anak, tapi ada kesalahan di orang dewasanya, yang punya tanggung jawab lebih, punya kewajiban untuk membuat generasi penerus lebih baik; memberikan pendidikan dasar. Kewajiban negara pula yang membuat kebijakan, mengelola dana, dan suber daya. Tapi kebijakan sebagus apapun tidak akan berjalan dengan baik apabila semua rakyatnya tidak bisa diajak maju, tidak bisa diajak kerjasama. Rakyat harus sama-sama paham duduk masalahnya dan bagaimana solusi yang baik yang harus diambil berdasarkan fakta dan bukti konkret bukan sekedar asumsi. Metode pendidikan harus desesuaikan dengan kondisi masyarakat yang mau dididik. Bagaimana kemampuan peserta didik secara umum, bagaimana kompetensi guru secara umum. Negara-negara yang berhasil mencapai peningkatan kualitas pendidikan dan SDM  dengan baik,  adalah negara yang tau posisinya dimana dan menerapkan metode pendidikan sesuai dengan level negaranya. Jadi negara yang levelnya 1 mau ke 2 akan beda metodenya dengan negara yang levelnya 4 mau ke 5. Tidak bisa yang levelnya 1 tapi menggunakan metode yang 4 langsung. Bagaimana dengan Indosesia? Indonesia berada di level 1. 

 

Untuk bisa melakukan peningkatan kualitas pendidikan dengan baik harus terpenuhi dulu dua titik tumpu:

1.     Pendidik atau Guru

Isu kesejahteraan guru itu penting adalah benar, tapi tidak kalah penting juga adalah isu kompetensi pendidik. Guru harus dipastikan punya kemampuan dasar yang baik dan punya kemampuan untuk mengajarkan kemampuannya kepada orang lain. Karna ada banyak sekali guru yang diberi kurikulum baru tapi tidak diaksanakan dengan baik malah tetap melakukan kurikulum sebelumnya dikarenakan kemampuan guru tersebut tidak bisa menguasai kurikulum yang baru. Intinya, guru harus kompeten, harus top, yang bisa menyampaikan ilmunya kepada orang lain, bisa memanfaatkan teknologi, dan disejahterkan dengan gaji yang sepadan. 

2.     Pelaksanaan 

Indonesia perlu punya sistem yang memastikan kompetensi itu dicapai oleh peserta didik. Salah satunya harus ada assessment berstandar nasional yang menjadi alat ukur orang layak atau tidaknya orang masuk ke jenjang berikutnya. Tidak bisa membiarkan anak yang tidak layak naik kelas naik kelas terus, yang harusnya tidak lulus diluluskan. Masalah di suatu jenjang sekolah  itu akarnya dari jenjang SD, harus ada penilaian yamg mengukur perkembangan minimal yang dicapai. Jangan sampai tiba-tiba disuruh membuat makalah padahal struktur kalimat belum menguasai.

 

Jadi harus ada kebijakan yang baik dari pemangku kebijakan atau di Indonesia depegang oleh

Kemendikbud. Libatkan semua sumber daya yang ada; guru-gurunya yang berpengalaman. Untuk memastikan semua progres benar terjadi harus ada evaluasi dari pihak yang bukan dari pihak pembuat kebijakan itu sendiri. Harus ada lembaga khusus yang independen, yang diisi orang-orang kompeten yang paham isunya, yang paham duduk perkaranya, yang bisa melakukan assessment. Dan mereka akan fokus ke mengukur capaian pembelajaran seperti apa, hasil evaluasinya yang akan jadi pijakan untuk semuanya mengambil keputusan terkait pendidikan. Pemerintah bisa menggaet mungkin pakar, universitas, lembaga riset, dan profesional. Setelah evaluasi dilakukan dengan baik, baru bisa diberikan insentif ke guru, sekolah, yang layak, untuk yang berhasil melakukan keberhasilan meningkatkan kemampuan dasar peserta didik. Guru harus ada pre-test nasional sebelum anak masuk sekoah guru harus tau kemampuannya sudah sampai mana, performa sekolah dan pengajar diukur dari loncatan perkembangannya. Pendidikan publik adalah tanggung jawab bersama. Kalau kemampuan dasarnya tidak kuat apapun programnya atau kurikulumnya akan tidak berjalan. Hancur.  Pondsasinya harus kuat. Semakin banyak warga Indonesia yang sadar, semakin cepat pula sistem pendidikan di Indonesia berprogres ke arah yang lebih baik.


Oleh: Alik Maulana Malik_20240110021_PBSI-01

0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...