Sabtu, 05 Juli 2025

AKU INGIN INDONESIA MENJADI NEGARA SWASEMBADA PANGAN

 

Indonesia memiliki potensi besar di sektor pertanian yang sangat strategis untuk mencapai swasembada pangan. Terletak di daerah tropis dengan tanah yang subur dan iklim yang mendukung, Indonesia mampu menghasilkan berbagai komoditas pertanian unggulan. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh sebesar 10,52% pada kuartal I 2025, menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi terbesar dengan sumbangan 1,11% terhadap total pertumbuhan 4,87%. Produksi beras nasional pada Januari–Maret 2025 mencapai 14,97 juta ton gabah kering giling (GKG), naik signifikan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya 9,89 juta ton. Produksi jagung juga meningkat menjadi 4,73 juta ton dari 3,8 juta ton.

Wikipedia menyebutkan pertanian adalah sektor kunci yang memberikan kontribusi terhadap 14,43% PDB. Saat ini, ada sekitar 30% dari luas lahan digunakan untuk pertanian dan mempekerjakan sekitar 49 juta orang (41% dari total tenaga kerja). Komoditas pertanian primer meliputi berassingkong (tapioka), kacang tanah, karet alam, kakao, kopi, minyak sawit , kopra, unggas, daging sapi, daging babi, dan telur. Produksi minyak sawit sangat penting bagi perekonomian karena Indonesia adalah produsen dan konsumen komoditas terbesar di dunia, menyediakan sekitar setengah dari pasokan dunia. 

Data tersebut menunjukkan Indonesia memiliki SDM, lahan, variasi komoditas, dan ekonomi pertanian yang sangat kuat sebagai bekal menuju swasembada.

Harapan Indonesia untuk menjadi negara swasembada pangan sangatlah penting, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan ketidakpastian pasar internasional. Swasembada pangan berarti Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri tanpa bergantung pada impor negara lain.

Swasembada pangan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, dan  memperkuat ekonomi pedesaan. Dengan mencapai swasembada, Indonesia tidak hanya akan meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Langkah Konkret Mewujudkan Ketahanan Pangan


Dengan harapan besar di atas, dibutuhkan langkah-langkah konkret yang jelas dan bisa dijalankan secara bertahap. Pertama, menjaga dan memperluas lahan sawah produktif, sekaligus mencegah alih fungsi lahan pertanian, menjadi langkah penting agar produksi pangan tetap stabil dan berkelanjutan. Seperti yang dilakukan China dengan menetapkan “red line” lahan sawah minimal 120 juta hectare.

Langkah kedua, menyediakan subsidi pupuk, benih unggul, alsintan, dan akses kredit mikro bagi petani kecil agar produktivitas meningkat. Bantuan ini juga membuka peluang bagi mereka untuk mengadopsi teknologi pertanian modern, mempercepat masa tanam, serta memperbaiki hasil panen, sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional.

Ketiga, menyediakan program pelatihan untuk petani agar mereka dapat mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. Seperti program pelatihan di Vietnam yang berhasil meningkatkan produktivitas padi.

Terakhir, mengadopsi teknologi pertanian presisi, digitalisasi penyuluhan, dan riset benih unggul untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi usaha tani, Petani bisa mengambil keputusan lebih tepat berdasarkan data, menghemat input seperti air dan pupuk, serta menggunakan benih yang lebih tahan hama dan cuaca ekstrem, sehingga produktivitas dan ketahanan pertanian makin kuat.

Jika seluruh langkah tersebut dijalankan secara konsisten dan melibatkan banyak pihak, maka harapan Indonesia untuk mencapai swasembada pangan di masa depan bukanlah hal yang mustahil. Dengan memanfaatkan potensi yang ada dan menerapkan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat mencapai harapan untuk menjadi negara swasembada pangan. Transformasi sektor pertanian menjadi keharusan untuk menghadapi tantangan global dan memastikan ketahanan pangan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta, Indonesia dapat menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan mandiri, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi.


Oleh: Erin Aolya Nissa (20240110042)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.id/artikel/en-lompatan-pertumbuhan-pangan/amp

https://www.bps.go.id/en/news/2025/05/05/703/ekonomi-indonesia-tetap-tumbuh-di-tengah-ketidakpastian-global.html

https://www.bps.go.id/en/pressrelease/2025/03/03/2493/pada-januari-2025--luas-panen-padi-sebesar-0-42-juta-hektare-dengan-produksi-padi-diperkirakan-sebesar-2-16-juta-ton-gabah-kering-giling--gkg--.html

https://www.statista.com/outlook/io/agriculture/indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_dan_perkebunan_di_Indonesia

https://www.cnbcindonesia.com/research/20241230122234-128-599506/bisa-ditiru-prabowo-begini-program-swasembada-pangan-china

https://voi.id/memori/360335/resep-vietnam-raih-swasembada-beras



0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...