1. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, jumlah penduduk usia sekolah (5–24 tahun) mencapai lebih dari 80 juta jiwa. Ini merupakan potensi besar yang, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi kekuatan utama bangsa di masa depan. Namun, tantangan dalam sektor pendidikan masih cukup besar: kesenjangan akses pendidikan antara kota dan desa, kualitas guru yang belum merata, hingga minimnya fasilitas dan teknologi di berbagai daerah.
UNESCO
dalam laporan Education for All Global Monitoring Report mencatat bahwa Indonesia
masih memiliki lebih dari 2 juta anak yang tidak bersekolah secara penuh.
Selain itu, skor PISA (Programme for International Student Assessment) 2022
menempatkan Indonesia di bawah rata-rata global dalam literasi membaca,
matematika, dan sains.
2.
Harapan saya adalah Indonesia menjadi negara yang memberikan pendidikan
berkualitas untuk semua anak, tanpa memandang status ekonomi, daerah asal,
maupun latar belakang budaya. Saya ingin setiap anak Indonesia mendapatkan guru
yang baik, fasilitas yang layak, dan sistem pendidikan yang memerdekakan cara
berpikir.
3.
Indonesia perlu membangun ekosistem pendidikan inklusif dan berkualitas melalui
langkah-langkah berikut:
-
Pemerataan kualitas guru dan tenaga pendidik. Pemerintah perlu memperluas
program pelatihan guru berbasis kompetensi, khususnya di daerah 3T (terdepan,
terluar, tertinggal).
-
Digitalisasi pendidikan secara merata. Akses internet cepat dan perangkat
belajar harus tersedia di seluruh sekolah, termasuk di pelosok.
-
Reformasi kurikulum. Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan masa
depan: fokus pada literasi, numerasi, karakter, serta keterampilan abad 21
seperti pemecahan masalah dan kreativitas.
-
Melibatkan komunitas dan sektor swasta. Kolaborasi dengan masyarakat, dunia
usaha, dan perguruan tinggi dapat memperluas program beasiswa, pelatihan
vokasional, dan magang.
-
Monitoring dan evaluasi berkelanjutan. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap
kebijakan pendidikan benar-benar berdampak pada siswa dan guru, bukan hanya
sekadar data administrasi.
4.
Kesimpulannya, aku ingin Indonesia menjadi negeri yang tidak hanya membangun
gedung sekolah, tapi juga membangun harapan dan masa depan di dalamnya.
Pendidikan bukan sekadar formalitas, tetapi kekuatan utama untuk mewujudkan
bangsa yang mandiri, cerdas, dan beradab.
0 komentar:
Posting Komentar