Sesuai yang tercantum pada pembukaan UUD 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan pemerintah republik indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian apabila tujuan tersebut tercapai, maka outfut yang diperoleh adalah insan-insan indonesia yang cerdas. Apakah arti cerdas itu sebenarnya? Apakah pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila hanya mengarahkan anak didiknya menjadi cerdas intelektual semata? Daniel Goleman (1991) bahwa setinggi-tingginya kontribusi IQ (kecerdasan intelektual), kira-kira hanya 20% menentukan keberhasilan hidup, sedangkan 80% yang lainnya di isi oleh faktor-faktor lain diluar IQ.
Penemuan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa sudah
sejak lama masyarakat umum memandang IQ memiliki pengaruh gaib sebagai
prediktor keberhasilan manusia terhadap segala bidang. Oleh karena itu sejak
tahun 1980, para pisikolog mulai mengalihkan perhatian mereka pada aspek lain
yang juga dipandang mempunyai kontribusi terhadap keberhasilan hidup seseorang
(roediger, 1984), dan supaya masyarakat umum bersedia melirik pentingnya
peranan aspek-aspek lain tersebut, maka digunakanlah istilah kecerdasan untuk menamainya,
sehingga kemudian mulailah bermunculan bermacam-macam istilah kecerdasan; ada
kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan bahkan grandner (amstrong,
1993) mencetuskan konsep tentang kecerdasan majemuk.
IQ adalah singkatan dari Intelligence Quotient, yang
berarti kecerdasan intelektual. IQ adalah skor yang diperoleh dari tes standar
yang dirancang untuk mengukur kemampuan kognitif seseorang. Skor IQ seseorang
dapat mencerminkan kualitas pendidikan dan sumber daya yang tersedia di wilayah
geografis meraka.
World Population Review 2024 kembali
merilis negara-negara dengan peringkat IQ tertinggi di dunia. World Population
Review adalah sebuah situs web yang menyediakan data tentang populasi,
kesehatan, dan lingkungan secara global. Situs web ini bertujuan untuk membuat
data ini lebih mudah diakses dan terkini melalui grafik, tabel, analisis, dan
visualisasi. menurut survei
tersebut, dari 197 negara yang diuji, jepang berada diposisi pertama dengan
skor rata rata penduduknya mencapai 106.58. sementara posisi terakhir adalah
nepal dengan skor IQ rata-rata 42,99. Angka- angka tersebut didapat dari skor
rata-rata negara dalam tes IQ yang telah distandarisasi. Tes ini diperkenalkan
oleh profesor asal inggris Richard Lynn sejak tahun 2006 silam.
Lalu laporan menurut world population review 2024, rata rata IQ orang indonesia adalah 78,49. Angka ini menempatkan indonesia di peringkat ke-129 dari 197 negara yang diuji. IQ orang indonesia jauh dibawah rata-rata IQ penduduk dunia, yaitu antara 85 hingga 115. Secara keseluruhan, sekitar 98% orang mempunyai skor dibawah 130, dan hanya 2% dari total populasi di dunia yang memiliki skor di atas 130.
Angka tersebut menempatkan
indonesia pada peringkat yang rendah, terutama jika dibandingkan dengan
negara-negara di asia tenggara lainnya, seperti singapura, kamboja, myanmar,
dan vietnam, yang memiliki rata-rata IQ di atas 89. Timor leste merupakan
satu-satunya negara di asia tenggara yang memiliki skor IQ yang sama dengan
indonesia, yaitu 78,49.
Berdasarkan riset yang
dilakukan tersebut, rendahnya skor IQ di indonesia dapat menandakan adanya
kendala dalam pengembangan pendidikan. Hal ini membutuhkan upaya bersama dari
pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan
dan mengtasi berbagai faktor yang dapat menghambat perkembangan anak, indonesia
dapat meningkatkan skor IQ dan mencapai kemajuan di berbagai bidang.
Namun, perlu diingatkan
bahwa IQ bukanlah satu-satunya tolak ukur kecerdasan. Kecerdasan adalah konsep
yang konpleks dan multidimensi yang tidak dapat diukur secara menyeluruh dengan
tes IQ. Faktor-faktor lain seperti kreativitas, keterampilan memecahkan
masalah, kemampuan beradaptasi, dan kecerdasan emosional juga berperan penting
dalam menentukan kecerdasan seseorang.
Indonesia, dengan potensi
sumber daya manusia dan alamnya yang kaya, memiliki cita-cita besar untuk
menjadi negara maju. Kunci utama untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
membangun ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan dan inklusif. Pendidikan
bukan lagi hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk
karakter, menumbuhkan daya cipta, dan membekali generasi muda dengan
keterampilan yang relevan dengan tantangan zaman.
Untuk mewujudkan Indonesia
cerdas, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pertama, pemerintah perlu
memperkuat sistem pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ini
mencakup peningkatan kualitas guru, penyediaan fasilitas pendidikan yang
memadai, dan pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pendidikan vokasi juga perlu mendapat perhatian lebih, karena lulusannya akan
menjadi tenaga terampil yang dibutuhkan oleh dunia industri.
Kedua, peran keluarga dan
masyarakat sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak. Pendidikan
karakter harus dimulai sejak dini, melalui contoh teladan dari orang tua dan
lingkungan sekitar. Membudayakan literasi, minat baca, dan semangat belajar sepanjang
hayat akan membentuk generasi yang memiliki rasa ingin tahu dan haus akan
pengetahuan.
Ketiga, pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan perlu dioptimalkan.
E-learning, pembelajaran daring, dan akses ke sumber belajar digital akan
membuka peluang belajar lebih luas bagi semua kalangan. Namun, perlu juga
ditekankan pentingnya literasi digital, agar masyarakat dapat memanfaatkan TIK
secara bijak dan bertanggung jawab.
Keempat, perlu adanya
sinergi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah. Pendidikan harus
relevan dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan siap untuk berkontribusi
dalam pembangunan. Program magang, pelatihan kerja, dan kerja sama penelitian
akan mempercepat transfer pengetahuan dan teknologi.
Mengikuti perkembangan
yang semakin maju dan kompleks, maka cerdas yang dimaksud tidak cukup pada
batasan cerdas intelektual semata, melainkan cerdas konprehensif. Serta Membangun
Indonesia cerdas adalah tanggung jawab bersama. Dengan komitmen yang kuat dari
seluruh elemen masyarakat, dan upaya berkelanjutan dalam menciptakan ekosistem
pembelajaran yang inovatif, inklusif, dan relevan, cita-cita Indonesia menjadi
negara maju yang cerdas dan berdaya saing tinggi dapat tercapai. Generasi muda
Indonesia adalah aset berharga yang harus diasah potensinya agar mampu menjadi
agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Oleh: Aida Nurhayati (202240110016_PBSIC-01)
0 komentar:
Posting Komentar