Pertanian memegang peran vital dalam pembangunan
ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Hampir 30 persen penduduk Indonesia
menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Potensi pertanian yang melimpah di
Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian nasional. Data
menunjukkan bahwa pertanian memberikan kontribusi yang sangat signifikan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sejak tahun 2010 hingga 2023, pertanian
menjadi salah satu dari lima lapangan usaha yang secara konsisten menyumbang
lebih dari 60 persen PDB Indonesia. Peran besar sektor pertanian ini
menunjukkan urgensi pengembangan dan pengoptimalisasian sumber daya pertanian
untuk mendukung akselerasi pembangunan negeri. Sejak 2010, pertanian menempati
tiga besar kontributor perekonomian Indonesia. Nilai tambah pertanian tercatat
mencapai sedikitnya Rp2.617,7 triliun, atau setara dengan 12,53 persen total
PDB pada tahun 2023.
Terlebih, pertanian sudah terbukti menjadi salah satu
lapangan usaha yang paling resilien terhadap krisis. Misalnya selama pandemi
COVID-19, kebanyakan sektor ekonomi terguncang dan terkontraksi, pertanian
justru mampu menunjukkan ketahanan yang sangat kuat dengan tetap tumbuh sebesar
1,77 persen selama 2020. Padahal, saat itu sebagian besar lapangan usaha
strategis nasional mengalami penurunan. Misalnya, industri pengolahan yang
terkontraksi sebesar 2,93 persen, selain itu, perdagangan juga terkontraksi
sebesar 3,79 persen. Guncangan tersebut menggoyahkan pertumbuhan ekonomi
agregat yang terkontraksi hingga 2,07 persen (Gambar 1.2). Resiliensi pertanian
selama pandemi membuktikan kemampuannya menjadi juru selamat perekonomian
karena menjaga stabilitas perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Pertanian mampu menjadi sumber penghidupan yang
penting karena menjadi sumber pangan masyarakat. Data menunjukkan bahwa tenaga
kerja pertanian paling besar adalah pada subsektor tanaman pangan. Pada 2022,
angkanya mencapai 14,97 juta tenaga kerja yang mengusahakan tanaman pangan,
atau sekitar 39 persen dari keseluruhan tenaga kerja pertanian. Persentase
tersebut tercatat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan subsektor lainnya,
yaitu perkebunan yang mencapai 33 persen, peternakan sebesar 12 persen, dan
hortikultura yang hanya sebesar 10 persen. Curahan perhatian serius oleh
pemerintah pada pertanian secara umum dan subsektor tanaman pangan khususnya
diharapkan dapat menjaga ketahanan pangan nasional hingga bahkan menjadi sumber
pangan global.
Seiring pesatnya aktivitas manusia, perubahan iklim
menjadi fenomena yang tak terelakkan dan berdampak signifikan terhadap
kelangsungan pertanian. Peningkatan suhu, curah hujan, dan kelembaban udara
yang berlangsung dalam jangka panjang dapat mengganggu kelangsungan hidup
tanaman. Perubahan kelembaban udara juga berpotensi meningkatkan populasi hama
yang berdampak buruk pada hasil pertanian (Malhi, Kaur, dan Kaushik 2021).
Pada tahun 2023, dampak perubahan iklim juga dirasakan
oleh petani di Indonesia. Dari total unit usaha pertanian yang mengalami penurunan
luasan panen, sebanyak 11,3 persen di antaranya disebabkan oleh faktor
kekeringan (BPS 2024m, diolah). Jenis komoditas tanaman yang paling terdampak
akibat kekeringan yaitu komoditas padi sawah, jagung, Meninjau besarnya dampak
ekonomi yang ditimbulkan dari perubahan iklim, adaptasi pertanian penting
diwujudkan untuk menjaga keberlanjutan usaha pertanian. Praktik adaptasi
pertanian meliputi upaya penyesuaian teknologi, manajemen, dan kebijakan di
sektor pertanian dalam rangka menyikapi pemanasan global dan perubahan iklim
yang terjadi (Hilman, Suciantini, dan Rosliani 2019).
Jumlah petani muda dapat menjadi salah satu indikator
regenerasi petani. Sekitar 22 persen atau 6,2 juta petani di Indonesia berumur
19-39 tahun. Hal ini berarti seperlima petani di Indonesia merupakan petani
muda yang berpotensi menjadi motor pembangunan pertanian modern. Jumlah petani
muda di provinsi ini hampir mencapai satu juta dan menyumbang hampir 16 persen
dari total petani 19-39 tahun di seluruh Indonesia. Di peringkat kedua dan
ketiga dengan jumlah petani muda terbanyak ada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sementara itu, jumlah petani muda di wilayah timur seperti Maluku dan Papua
merupakan yang terendah.
Untuk mendorong peningkatan produktivitas sektor
pertanian sekaligus untuk menciptakan swasembada padi, jagung, dan kedelai,
pemerintah telah menyalurkan bantuan alsintan pada petani setiap tahunnya.
Bantuan tersebut meliputi traktor, pompa air, alsintan prapanen dan pasca panen
padi dan jagung, hand sprayer, dan lain-lain.
Pembersihan
Lahan: Membersihkanlahandarigulma, sisatanaman, dan sampah.
Pembajakan: Membalik dan menghancurkantanahuntukmempersiapkan media tanam
yang lebihgembur.
Penggaruan: Meratakan dan menghaluskantanahsetelahpembajakan.
Pemupukan Dasar: Memberikanpupukdasaruntukmenyediakannutrisibagitanaman.
2. PersiapanBenih dan Penanaman:
PemilihanBenih: Memilihbenihberkualitasbaik, sehat, dan
berasaldarivarietasunggul.
Persemaian
(untukbeberapatanaman): Menyemaibenihterlebihdahulusebelumditanam di
lahanutama.
Penanaman: Menanambenihataubibit di lahandenganjaraktanam yang sesuai.
3. Pemupukan:
PemupukanSusulan: Memberikanpupuksusulansesuaidengankebutuhantanaman pada
fasepertumbuhantertentu.
Jenis Pupuk: Menggunakanpupukorganik dan/atauanorganik yang tepat.
4. PmeliharaanTanaman:
Penyiraman: Memberikan air sesuaikebutuhantanaman.
Penyiangan: Membersihkangulma yang dapatmengganggupertumbuhantanaman.
Penyulaman: Menggantitanaman yang matiataupertumbuhannyatidak normal.
5. Pengendalian OPT (OrganismePenggangguTanaman):
Pencegahan:
Melakukantindakanpencegahansepertipenggunaanvarietastahanhama dan penyakit,
sertapergilirantanaman.
Pengendalian:
Melakukanpengendalianhama dan penyakitjikasudahterjadiserangan,
baiksecarakimiamaupunhayati.
6. Panen dan Pasca Panen:
Pemanenan: Memanentanaman pada saat yang
tepatsesuaidengankarakteristiktanaman.
Penanganan Pasca Panen: Membersihkan, mengeringkan, dan
menyimpanhasilpanendenganbaik.
Pertanian berperan penting bagi ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Sektor ini tangguh saat krisis, menyerap banyak tenaga kerja, dan dominan di subsektor tanaman pangan. Namun, perubahan iklim menjadi tantangan besar. Regenerasi petani muda dan bantuan alat pertanian dari pemerintah menjadi kunci keberlanjutan dan peningkatan produktivitas.
0 komentar:
Posting Komentar