Jumat, 04 Juli 2025

Aku ingin pertanian indonesia maju

Pertanian memegang peran vital dalam pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Hampir 30 persen penduduk Indonesia menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Potensi pertanian yang melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian nasional. Data menunjukkan bahwa pertanian memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sejak tahun 2010 hingga 2023, pertanian menjadi salah satu dari lima lapangan usaha yang secara konsisten menyumbang lebih dari 60 persen PDB Indonesia. Peran besar sektor pertanian ini menunjukkan urgensi pengembangan dan pengoptimalisasian sumber daya pertanian untuk mendukung akselerasi pembangunan negeri. Sejak 2010, pertanian menempati tiga besar kontributor perekonomian Indonesia. Nilai tambah pertanian tercatat mencapai sedikitnya Rp2.617,7 triliun, atau setara dengan 12,53 persen total PDB pada tahun 2023.

Terlebih, pertanian sudah terbukti menjadi salah satu lapangan usaha yang paling resilien terhadap krisis. Misalnya selama pandemi COVID-19, kebanyakan sektor ekonomi terguncang dan terkontraksi, pertanian justru mampu menunjukkan ketahanan yang sangat kuat dengan tetap tumbuh sebesar 1,77 persen selama 2020. Padahal, saat itu sebagian besar lapangan usaha strategis nasional mengalami penurunan. Misalnya, industri pengolahan yang terkontraksi sebesar 2,93 persen, selain itu, perdagangan juga terkontraksi sebesar 3,79 persen. Guncangan tersebut menggoyahkan pertumbuhan ekonomi agregat yang terkontraksi hingga 2,07 persen (Gambar 1.2). Resiliensi pertanian selama pandemi membuktikan kemampuannya menjadi juru selamat perekonomian karena menjaga stabilitas perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Pertanian mampu menjadi sumber penghidupan yang penting karena menjadi sumber pangan masyarakat. Data menunjukkan bahwa tenaga kerja pertanian paling besar adalah pada subsektor tanaman pangan. Pada 2022, angkanya mencapai 14,97 juta tenaga kerja yang mengusahakan tanaman pangan, atau sekitar 39 persen dari keseluruhan tenaga kerja pertanian. Persentase tersebut tercatat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan subsektor lainnya, yaitu perkebunan yang mencapai 33 persen, peternakan sebesar 12 persen, dan hortikultura yang hanya sebesar 10 persen. Curahan perhatian serius oleh pemerintah pada pertanian secara umum dan subsektor tanaman pangan khususnya diharapkan dapat menjaga ketahanan pangan nasional hingga bahkan menjadi sumber pangan global.

Seiring pesatnya aktivitas manusia, perubahan iklim menjadi fenomena yang tak terelakkan dan berdampak signifikan terhadap kelangsungan pertanian. Peningkatan suhu, curah hujan, dan kelembaban udara yang berlangsung dalam jangka panjang dapat mengganggu kelangsungan hidup tanaman. Perubahan kelembaban udara juga berpotensi meningkatkan populasi hama yang berdampak buruk pada hasil pertanian (Malhi, Kaur, dan Kaushik 2021).

Pada tahun 2023, dampak perubahan iklim juga dirasakan oleh petani di Indonesia. Dari total unit usaha pertanian yang mengalami penurunan luasan panen, sebanyak 11,3 persen di antaranya disebabkan oleh faktor kekeringan (BPS 2024m, diolah). Jenis komoditas tanaman yang paling terdampak akibat kekeringan yaitu komoditas padi sawah, jagung, Meninjau besarnya dampak ekonomi yang ditimbulkan dari perubahan iklim, adaptasi pertanian penting diwujudkan untuk menjaga keberlanjutan usaha pertanian. Praktik adaptasi pertanian meliputi upaya penyesuaian teknologi, manajemen, dan kebijakan di sektor pertanian dalam rangka menyikapi pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi (Hilman, Suciantini, dan Rosliani 2019).

Jumlah petani muda dapat menjadi salah satu indikator regenerasi petani. Sekitar 22 persen atau 6,2 juta petani di Indonesia berumur 19-39 tahun. Hal ini berarti seperlima petani di Indonesia merupakan petani muda yang berpotensi menjadi motor pembangunan pertanian modern. Jumlah petani muda di provinsi ini hampir mencapai satu juta dan menyumbang hampir 16 persen dari total petani 19-39 tahun di seluruh Indonesia. Di peringkat kedua dan ketiga dengan jumlah petani muda terbanyak ada di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sementara itu, jumlah petani muda di wilayah timur seperti Maluku dan Papua merupakan yang terendah.

Untuk mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian sekaligus untuk menciptakan swasembada padi, jagung, dan kedelai, pemerintah telah menyalurkan bantuan alsintan pada petani setiap tahunnya. Bantuan tersebut meliputi traktor, pompa air, alsintan prapanen dan pasca panen padi dan jagung, hand sprayer, dan lain-lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 1. Pengolahan Lahan: 

Pembersihan Lahan: Membersihkanlahandarigulma, sisatanaman, dan sampah.
Pembajakan: Membalik dan menghancurkantanahuntukmempersiapkan media tanam yang lebihgembur.
Penggaruan: Meratakan dan menghaluskantanahsetelahpembajakan.
Pemupukan Dasar: Memberikanpupukdasaruntukmenyediakannutrisibagitanaman.

2. PersiapanBenih dan Penanaman: 

PemilihanBenih: Memilihbenihberkualitasbaik, sehat, dan berasaldarivarietasunggul.
Persemaian (untukbeberapatanaman): Menyemaibenihterlebihdahulusebelumditanam di lahanutama.
Penanaman: Menanambenihataubibit di lahandenganjaraktanam yang sesuai.

3. Pemupukan: 

PemupukanSusulan: Memberikanpupuksusulansesuaidengankebutuhantanaman pada fasepertumbuhantertentu.
Jenis Pupuk: Menggunakanpupukorganik dan/atauanorganik yang tepat.

4. PmeliharaanTanaman: 

Penyiraman: Memberikan air sesuaikebutuhantanaman.
Penyiangan: Membersihkangulma yang dapatmengganggupertumbuhantanaman.
Penyulaman: Menggantitanaman yang matiataupertumbuhannyatidak normal.

5. Pengendalian OPT (OrganismePenggangguTanaman): 
Pencegahan:


Melakukantindakanpencegahansepertipenggunaanvarietastahanhama dan penyakit, sertapergilirantanaman.
Pengendalian:

Melakukanpengendalianhama dan penyakitjikasudahterjadiserangan, baiksecarakimiamaupunhayati.
6. Panen dan Pasca Panen: 

Pemanenan: Memanentanaman pada saat yang tepatsesuaidengankarakteristiktanaman.
Penanganan Pasca Panen: Membersihkan, mengeringkan, dan menyimpanhasilpanendenganbaik.

Pertanian berperan penting bagi ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Sektor ini tangguh saat krisis, menyerap banyak tenaga kerja, dan dominan di subsektor tanaman pangan. Namun, perubahan iklim menjadi tantangan besar. Regenerasi petani muda dan bantuan alat pertanian dari pemerintah menjadi kunci keberlanjutan dan peningkatan produktivitas.

 

Oleh : Nabil Faturrahman 

0 komentar:

Posting Komentar

Aku Ingin Masyarakat Indonesia Serius Mengikis Pembajakan Buku

  Pendahuluan   Obral buku bajakan akan tetap laris terutama ketika harga buku asli dirasa begitu mencekik. Situasi ini kerap dialami ol...