Tulis-Tulis

Hasil Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan.

Tulis-Tulis

Hasil Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan.

Tulis-Tulis

Hasil Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan.

Tulis-Tulis

Hasil Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan.

Tulis-Tulis

Hasil Karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan.

Rabu, 23 Juli 2025

AKU INGIN INDONESIA BEBAS DARI BULLYING DI ERA SEKOLAH MAUPUN DI DUNIA DIGITAL

Sekolah merupakan institusi penting dalam pembentukan karakter dan pengembangan potensi generasi muda. Didalam nya, siswa diharapkan memperoleh ilmu pengetahuan,pengalaman sosial, dan nilai-nilai moral yang akan membentuk masa depan bangsa. Namun masih banyak sekolah di indonesia yang belum sepenuhnya  menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik, salah satu ancaman serius yang masih marak terjadi dilingkungan sekolah indonesia adalah bullying atau sering di sebut perudungan.

Bullying disekolah merupakan tindakan menyakiti secara fisik, verbal, emosional, maupun sosial, yang di lakukan secara berulang oleh individua tau kelompok  terhadap orang lain yang dianggap lemah  atau berbeda. Praktik ini sering di lakukan secara tersembunyi dan tidak mudah terdeteksi, namun dampak nya sangat besar, baik bagi korban, pelaku, maupun lingkungan sekolah secara menyeluruh.

Bullying disekolah bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti ejekan berdasarkan fisik atau latar belakang, pemaksaan kehendak, pengucilan sosial, hingga kekerasan fisik, seiring perkembangan teknologi, bentuk bullying juga merambat di Dunia digital, dikenal juga sebagai cyberbullying, yang dilakukan melalui media sosial, pesan singkat, atau platfrom daring lainnya. Sering Kali, bullying dilakukan bukan hanya oleh teman sebaya, tetapi juga oleh pihak yang memiliki kekuasaan, seperti senior atau bahkan pendidik yang tidak peka terhadap perasaan siswa.

Dampak dari bullying sangat serius. Bagi korban dapat mengalami trauma psikologis, penurunan prestasi akademik, kehilangan kepercayaan diri, hingga depresi yang berkepanjangan. Tidak jarang, kasus bullying yang tidak di tangani dengan baik berujung pada Tindakan ekstrem seperti menyakiti diri sendiri atau berakhir bunuh diri. Fenomena ini jelas mengancam kualitas generasi muda Indonesia dan menghambat upaya pemerintah dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan bermartabat.

Ironisnya, masih banyak sekolah yang belum memiliki system pencegahan dan penanganan bullying yang efektif. Sering Kali kasus bullying dianggap sebagai “kenakalan remaja biasa” dan dibiarkan begitu saja, tanpa ada pendampingan atau penanganan serius.

Sebagai seorang pelajar sekaligus bagian dari generasi muda indoneisa, saya memimpikan sebuah bangsa yang bebas dari segala bentuk kekerasan, terutama bullying dilingkungan pendidikan. Aku ingin indonesia bebas dari bullying di era sekolah maupun di Dunia digital, agar setiap anak dapat tumbuh dan belajar tanpa rasa takut, tanpa tekanan, dan dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Solusi bebas dari bullying di dunia digital                                 

1.      Edukasi literasi digital sejak dini

Ajarkan anak-anak dan remaja untuk menggunakan internet secara bijak. Literasi digital mencakup pemahaman tentang etika online, privasi data, dan cara berinteraksi yang sehat dimedia sosial.

2. Bangun budaya empati dan saling mengharga

Tumbuhkan kesadaran bahwa dibalik layar ada manusia nyata dengan perasaan. Biasakan untuk tidak menyebar komentar negatif, menyindir, atau mempermalukan orang lain di media sosial.

3.      Privatisasi dan keamananakun digital

Gunakan pengaturan privasi pada akun media sosial untuk melindungi diri dari pelaku bullying. Hindari membagikan informasi pribadi secara sembarangan.

 

Solusi mengatasi bullying di sekolah


Untuk mewujudkan indonesia yang bebas dari bullying di sekolah, diperlukan upaya kolektif yang terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan. Beberapa solusi dapat di terapkan yaitu:

  •  Integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum

Pendidikan karakter seperti empati, toleransi, tanggung jawab, dan menghargai perbedaan  perlu belajar-mengajar. Siswa harus di didik tidak hanya menjadi cerdas secara akademik tetapi juga cerdas secara emosional maupun sosial.

  •   Pelatihan guru dan staff sekolah

Sebagai guru garda terdepan dalam pendidikan harus di bekali pengetahuan dan keterampilan dalam mengenali serta menangani bullying.

  •  Mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia

Siswa harus diberikan rasa aman, tanpa takut akan pembalasan atau perudungan lanjutan. Layanan konseling, kotak pengaduan, atau aplikasi digital pelaporan bisa menjadi pilihan.

  •   Sanksi yang tegas dan edukatif

Pelaku bullying harus dikenai sanksi yang tegas namun bersifat mendidik, seperti mengikuti kelas empati, melakukan layanan sosial, atau membuat permintaan maaf terbuka.

  •  Peningkatan peran orang tua dan komunitas

Orang tua harus terlibat aktif dalam pengawasan dan pembinaan karakter anak dirumah. Komunikasi yang terbuka antara sekolah dan orang tua akan memperkuat sistema perlindungan terhadap sisws.

  •  Kampanye nacional anti-bullying

Pemerintah dan lembaga swasta dapat bekerja sama mengadakan kampanye nacional untuk meningkatkan kesadaran  tentang bahaya bullying.

Kesimpulan

Bullying, baik dilingkungan sekolah maupun didunia digital, merupakan ancaman serius bagi kesehatan mental dan perkembangan  generasi muda indonesia. Dalam bentuk apa pun-fisik, verbal, sosial, maupung daring-bullying meninggalkan luka mendalam dan berdampak jangka panjang terhadap korban. Oleh karna itu, mewujudkan indonesia yang bebas dari bullying bukan hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk sekolah, keluarga, dan pemerintah.

 

Oleh : Mutia Hidayat

Senin, 21 Juli 2025

Aku Ingin Indonesia Menjadi Pusat Manufaktur Robotika dan Otomasi Negeri Bangsa

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat manufaktur robotika dan otomasi di kawasan bahkan dunia. Sejak diluncurkannya inisiatif Making Indonesia 4.0 pada tahun 2018, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah mendorong adopsi teknologi seperti robot dan kecerdasan buatan (AI) lewat platform seperti PIDI 4.0. Targetnya bukan main-main: meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 25% serta menciptakan 10 juta lapangan kerja baru pada tahun 2030. Dukungan ini didukung pula oleh proyeksi McKinsey yang menyebut bahwa sektor otomasi bisa menambah GDP Indonesia sebesar 2,8 triliun dolar AS pada tahun 2040, atau setara dengan pertumbuhan 0,55% per tahun.

Nilai ekonomi digital di Asia Tenggara juga diprediksi mencapai 1 triliun dolar AS pada 2030, di mana sepertiganya akan berasal dari Indonesia. Di sektor elektronik dan robotika, perusahaan-perusahaan seperti PT INTI meyakini bahwa Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain global karena pasar domestik yang besar serta ketersediaan sumber daya manusia teknis yang memadai. Semua indikator ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tiga modal utama: dukungan pemerintah, kesiapan pasar, dan tenaga kerja yang mulai diarahkan ke sektor teknologi masa depan.

Dalam konteks ini, harapan terhadap Indonesia pun menguat. Negara ini diharapkan mampu menjelma menjadi kekuatan teknologi global sejalan dengan visi “Indonesia Emas 2045” yang menargetkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-4 atau ke-5 dunia. Indonesia juga diarahkan menjadi pusat manufaktur pintar dan robotika di kawasan Asia, dengan standar operasi global dan teknologi mutakhir. Bahkan lebih jauh, Indonesia diharapkan menjadi pencipta nilai tinggi serta lapangan kerja baru dari SDM digital yang siap memimpin industri masa depan.

Namun, harapan saja tidak cukup. Dibutuhkan strategi dan tahapan konkret untuk membangun ekosistem robotika dan otomasi yang berkelanjutan. Langkah pertama adalah melakukan inventarisasi kekuatan lokal, dengan mengidentifikasi institusi, universitas, investor, serta perusahaan yang relevan. Pemerintah juga harus memahami kesenjangan kompetensi, infrastruktur, dan pendanaan. Selanjutnya, perlu diciptakan nilai tambah nyata melalui proyek percontohan seperti penggunaan robot industri di UMKM atau otomatisasi dalam logistik. Pusat demonstrasi seperti PIDI 4.0 harus dikembangkan agar semua pihak dapat melihat hasil nyata dan terinspirasi untuk bergabung.

Tahap ketiga adalah membangun kemitraan strategis antara pemerintah, industri, dan akademisi. Pertukaran pengetahuan dengan negara-negara maju seperti Korea Selatan dan Jerman dapat mempercepat proses ini. Perusahaan besar seperti Telkom, Google Cloud, atau Ericsson bisa dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur digital seperti 5G dan Internet of Things. Pembangunan SDM menjadi langkah krusial berikutnya. Pelatihan coding, data science, AI, dan robotika harus ditingkatkan melalui beasiswa, bootcamp, dan sertifikasi, yang bisa dipusatkan melalui lembaga seperti PIDI 4.0.

Regulasi juga perlu diarahkan agar mendukung inovasi: mulai dari insentif fiskal, proteksi pasar, hingga penyederhanaan perizinan bagi investor. Terakhir, ekspansi pasar dan kolaborasi global harus dibuka lebar. Hackathon, simposium, dan pameran robotika bisa mempertemukan inovator dengan investor, sementara ekspor teknologi seperti robot pertanian dan manufaktur ke pasar ASEAN dan global menjadi peluang nyata.

 

Cara Membangun Ekosistem (Tahapan)

Berikut diagram proses membentuk ekosistem robotika-otomasi:



 




Sebagai kesimpulan, Indonesia memiliki semua komponen penting untuk menjadi pusat robotika dan otomasi dunia: pasar yang besar, dukungan pemerintah yang kuat, SDM yang sedang berkembang, dan semangat kolaborasi lintas sektor. Yang diperlukan kini adalah membangun ekosistem secara terencana, konsisten, dan kolaboratif. Jika semua tahapan dilakukan secara sinergis, maka Indonesia tidak hanya akan menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta terdepan dalam dunia robotika global.


Oleh: Maydhotul Khasanah_20240110034_PBSI-01 

Aku Ingin negara jadi pusat ekonomi

 Saat ini, dunia sedang bergerak cepat menuju era globalisasi dan digitalisasi. Negara-negara berlomba menjadi pusat ekonomi global demi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sebagai anak bangsa, aku memiliki cita-cita besar: menjadikan Indonesia sebagai negara pusat ekonomi dunia. Ini bukan hanya mimpi pribadi, melainkan harapan kolektif bangsa agar Indonesia bisa memainkan peran penting dalam peta ekonomi global.

 

Aku ingin negaraku menjadi pusat ekonomi dunia agar bisa berdiri sejajar bahkan lebih unggul dibanding negara-negara maju. Saat ini, dunia sedang bergerak cepat menuju era globalisasi dan digitalisasi. Negara-negara berlomba menjadi pusat ekonomi global demi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sebagai anak bangsa, aku memiliki cita-cita besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara pusat ekonomi dunia. Ini bukan hanya mimpi pribadi, melainkan harapan kolektif bangsa agar Indonesia bisa memainkan peran penting dalam peta ekonomi global. Indonesia memiliki modal besar, mulai dari posisi strategis di jalur perdagangan dunia, kekayaan sumber daya alam, hingga sumber daya manusia yang melimpah.

 

Negara pusat ekonomi bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga tentang stabilitas politik dan hukum. Investor hanya akan menanamkan modal di negara yang aman dan stabil. Oleh karena itu, demokrasi yang sehat dan pemerintahan yang bersih menjadi kunci utama. Selain itu, Indonesia harus memiliki infrastruktur modern seperti bandara internasional, pelabuhan besar, jalur kereta cepat, serta jaringan digital yang kuat agar arus barang, jasa, dan informasi berjalan lancar. Kekuatan ekonomi sejati terletak pada manusia. Pendidikan harus diperkuat, riset dan inovasi harus didorong, sehingga lahir generasi yang produktif, kreatif, dan siap bersaing secara global.

 

Di era digital, Indonesia harus beralih dari ekonomi berbasis komoditas menuju ekonomi berbasis teknologi dan pengetahuan. Startup, industri kreatif, serta usaha berbasis inovasi harus menjadi prioritas pembangunan. Namun, pusat ekonomi tidak boleh hanya menguntungkan segelintir elite. UMKM perlu diberdayakan sebagai tulang punggung ekonomi, dan masyarakat kecil harus mendapat kesempatan untuk berkembang. Pertumbuhan ekonomi harus inklusif dan merata ke seluruh daerah.

 

Menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi adalah cita-cita yang harus dibangun dengan persatuan, kerja keras, dan keberlanjutan. Pembangunan ekonomi harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial, dan menjaga kelestarian alam. Generasi muda harus menjadi motor penggerak ekonomi masa depan dengan semangat inovasi dan kolaborasi. Indonesia memiliki semua modal untuk menjadi negara pusat ekonomi dunia. Kini saatnya kita belajar, bekerja, dan bersatu untuk mewujudkannya. Harapan kita, Indonesia bukan hanya besar karena jumlah penduduknya, tetapi juga karena kontribusinya yang nyata bagi dunia.

 













Oleh: Wildan Noufaldi_20240110048_PBSI-01

Aku Ingin Indonesia Menjadi Negara Dengan Pendidikan Terbaik Di Dunia

Pendidikan menjadi hal yang penting bagi kemajuan suatu negara. Wajar jika akhirnya pendidikan menjadi suatu hal yang menjadi perhatian khusus bagi seluruh pihak. Bahkan ada beberapa negara dengan sistem pendidikan terbaik dan menjadikan pendidikan sebagai fokus utama negaranya. Peringkat Indonesia dalam beberapa ranking pendidikan dunia menurut data World Population Review (2025): Peringkat 67 dari 203 negara, PISA (2018): Peringkat 74 dari 79 negara dalam survei sistem pendidikan menengah, PISA (2022): Peringkat 96 dari 173 negara, PISA (2023): Peringkat 68. Peringkat pendidikan Indonesia di dunia masih belum optimal dan memerlukan upaya yang lebih besar untuk ditingkatkan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti kualitas guru, sarana dan prasarana, serta metode pengajaran, perlu ditingkatkan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas. 

 

Contoh negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia adalah Finlandia: Dikenal dengan sistem pendidikan yang menekankan pada pembelajaran berbasis pengalaman, kesejahteraan siswa, dan kualitas guru. Korea Selatan: Menekankan pada pendidikan berbasis teknologi dan memiliki budaya belajar yang kuat. Jerman:  Menawarkan pendidikan vokasi yang kuat dan berkualitas, serta fokus pada pendidikan yang relevan dengan dunia kerja. Jepang: Dikenal dengan disiplin, etos kerja, dan sistem pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter. Singapura:Unggul dalam bidang matematika dan sains, serta dikenal dengan kurikulum yang ketat dan berorientasi pada hasil. Negara- negara tersebut dapat menjadi negara dengan sistem Pendidikan yang baik adalah dukungan pemerintah yang kuat, penerapan teknologi dalam pendidikan, fokus pada pendidikan dasar berkualitas, budaya belajar yang kuat, kurikulum yang fleksible dan relevan, kualitas pengajaran yang tinggi, serta investasi pada infrastruktur Pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih berada diposisi ke 67 dari 203 di dunia saat ini, meskipun dari tahun ke tahun bervariasai, tetapi secara umum Indonesia berada di peringkat 67-69 dari 203 negara dalam peringkat sistem Pendidikan dunia, ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk membuat sistem Pendidikan di Indonesia bisa lebih baik lagi untuk kedepanya. Cara-cara untuk meningkatkan sistem Pendidikan

 

Cara membuat sistem pendidikan terbaik adalah dengan meningkatkan kualitas guru, mengapa meningkatkan kualitas guru? karna guru adalah ujung tombak dari sebuah sistem Pendidikan yang terjun langsung untuk mencerdaskan anak bangsa, guru yang berkualitas mampu menciptakan anak murid berkulaitas juga mestinya. Memperbaiki kurikulum. Haruskah memperbaiki kurikulum? Jawabanya iya harus agar para guru dan dosen yang menjadi ujung tombak dari sebuah sistem Pendidikan tidak pusing dengan apa yang ingin mereka ajarkan kepada anak muridnya, kurikulum adalah kitab atau lentera bagi para guru ataupun dosen. Jika kurikulum tidak jelas maka sistem ajarpun tidak akan pernah jelas juga. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, bagaimana cara memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran? dengan diadakan semiar- seminar untuk para calon pengajar, diharapkan agar para calon pengajar atau guru dapat mengaplikasikanya kepada anak murid dengan lebih mudah lagi, sedangkan teknologi di jaman sekarang sudah sangat massif. Meningkatkan fasilitas dan infrastruktur Pendidikan, perlukah meningkatkan fasilitas dan infrastruktur Pendidikan? Lagi-lagi jawaban yang serupa. Karna fasilitas belajar yang menunjang kegiatan belajar siswa akan membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan untuk memperoleh hasil belajar yang diterapkan, sedangkan infrastruktur membuat kegitan belajar mengajar menjadi lebih aman dan nyaman.

 

Melihat dari beberapa fakta dan data di atas kita semua dapat mengambil satu kesimpulan bahwa, negara-negara eropa dan asia yang sudah maju memiliki sistem kurikulum yang baik dan dukungan dari pemerintah maupun masyarakatnya dalam upaya untuk meningkatkan sistem Pendidikan. Di sini saya hanya ingin mengajak untuk teman-teman agar berfikir bersama bagaimana sebaiknya sistem Pendidikan di Indonesia, harapan saya sebagai penulis semoga apa yang saya sampaikan dapat dipahami bersama-sama dan membangun sistem Pendidikan diindonesia ini dengan sama-sama.

 

Beberapa strategi indonesia menjadi negara terbaik di dunia:



 







Daftar Pustaka:

Artikel ini di Katadata.co.id dengan judul "7 Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia" , https://katadata.co.id/berita/nasional/62142eb2555ac/7-negara-dengan-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia.

 



Oleh: Khairun_20240110002_PBSI-01 

Minggu, 20 Juli 2025

Apakah penting kerapihan di lingkungan mahasiswa?

Apakah penting kerapihan di lingkungan kampus?

Lebih dari sekadar gaya: mengapa kerapihan pakaian mahasiswa itu sensial

Saat mengamati hiruk pikuk di lingkungan kampus, kita tentu akan menemui beragam gaya berbusana. Dari nuansa kasual seperti kaus oblong dan celana denim sobek, hingga tampilan yang lebih rapi dengan kemeja dan sepatu pantofel. Setiap mahasiswa, tentu saja, memiliki preferensinya masing-masing. Namun, di tengah kebebasan berekspresi ini, muncul sebuah pertanyaan fundamental: sejauh mana kerapian pakaian memegang peranan penting bagi seorang mahasiswa? Apakah ini sekadar urusan estetika, ataukah ada implikasi yang lebih mendalam?
Bagi sebagian individu, berbusana rapi mungkin terasa kuno atau bahkan membatasi. Mahasiswa, seringkali, diidentikkan dengan gaya yang santai dan praktis, mengingat padatnya jadwal perkuliahan dan tingginya tuntutan akademis. Namun, mari kita telaah lebih jauh. Kerapian, khususnya dalam aspek berpakaian, jauh melampaui sekadar penampilan visual. Ini merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang sangat kuat, yang berpotensi memengaruhi persepsi orang lain terhadap kita, bahkan turut membentuk cara kita memandang diri sendiri.
Cerminan Profesionalisme dan Disiplin Diri
Meskipun belum sepenuhnya memasuki dunia kerja, mahasiswa sejatinya sedang dalam fase persiapan menuju jenjang tersebut. Kerapian dalam berbusana adalah salah satu indikator profesionalisme. Hal ini menunjukkan bahwa Anda memiliki disiplin diri untuk mengelola penampilan. Sikap positif ini dapat meluas ke aspek kehidupan lain, seperti dalam mengatur jadwal belajar, menyelesaikan tugas tepat waktu, atau berinteraksi secara efektif.
Meningkatkan Kepercayaan Diri
Percaya atau tidak, berbusana rapi dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri Anda. Ketika Anda merasa penampilan Anda optimal, akan terpancar energi positif. Anda akan lebih siap untuk berpresentasi di depan kelas, mengajukan pertanyaan, atau bahkan terlibat dalam interaksi sosial. Rasa nyaman dengan penampilan pribadi adalah kunci untuk menghadapi berbagai tantangan akademis dan sosial di lingkungan kampus.
Kerapian Tidak Identik dengan Kemewahan
Penting untuk digarisbawahi bahwa kerapian tidaklah setara dengan kemewahan. Anda tidak perlu mengenakan busana bermerek atau berharga fantastis untuk terlihat rapi. Kuncinya terletak pada kebersihan, kerapian, dan kesesuaian. Pakaian yang bersih, tidak kusut, tidak sobek (kecuali jika memang merupakan bagian dari desain yang disengaja), dan sesuai dengan situasi adalah poin-poin utamanya. Mahasiswa tetap dapat tampil stylish dan rapi dengan anggaran yang terbatas.



Jumat, 11 Juli 2025

AKU INGIN INDONESIA MENJADI NEGARA DENGAN SISTEM TEKNOLOGI YANG CERDAS

 Dalam dunia era digital sekarang, umur tak menjadi batasan orang untuk mengenal teknologi yang semakin berkemajuan dengan sangat pesat, sehingga memudahkan segala urusan yang ingin dituntaskan. Hubungan teknologi dan manusiapun bagaikan umpan timbal balik untuk perkembangan dunia, yang dimana manusia yang akan menjadi pusat informasi pengisi untuk mengembangkan apa yang terlintas dipikiran mereka dan teknologi hanya bertugas untuk mengikuti arahan manusia saja.  Zaman era sekarang, teknologi bagaikan telah mengambil alih sistem kerja otak kita yang artinya teknologi yang akan memperbudak otak jika setiap hari kita mengonsumsi teknologi yang telepas dari keperluan kita sendiri. Bayangkan jika teknologi akan memperbudak otak yang berarati diri kita juga termasuk budak dari teknologi itu sendiri.

Dalam data statistik yang merupakan data hasil survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sekertaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono menjelaskan, jumlah pengguna internet pada tahun 2017 tersebut mencakup 54,68% dari total populasi Indonesia yang mencapai 262 juta orang, dikutip dari kompas.com. Bisa dibayangkan untuk perkembangan pada tahun selanjutnya akan lebih bertambah lagi pengguna internet yang ada di Indonesia. Jika kita melihat sebaliknya hal buruk yang dapat terjadi dengan pertambahan jumlah pengguna internet di Indonesia akan ada banyak dampak negative yang akan di timbulkan, apalagi sekarang yang mendominasi dunia internet adalah kalangan remaja yang akan menginjak dewasa dengan tanda kutip masih berada dalam ruang lingkup kondisi mental yang belum cukup stabil untuk menerima informasi-informasi dari luar.

Cyberbullying atau lebih dikenal dengan intimidasi dunia maya, dengan memanfaatkan jejaring sosial untuk melakukan pesan ancaman melalui surel, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah. 

Motivasi pelakunya juga beragam ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekadar hiburan pengisi waktu luang saja dimana hal ini sudah tidak asing lagi ditelinga dan pandangan kita dan lebih parahnya saking sudah tak asing para pengguna internet juga sudah tidak asing untuk melakukan cyberbullying tersebut dengan maksud untuk ikut-ikutan saja ataupun sebagai lelucon saja. Jika hal ini dibiarakan terus menerus terjadi, akan ada banyak korban nantinya, dan tak tanggung-tanggung hingga ada yang sampai meninggal dunia akibat bunuh diri  karena menanggung malu yang telah menyebar. Hal-hal yang menurut si pelaku adalah lelucon yang masih dalam batas wajar, tetapi bagi sang korban ataupun keluarga korban itu sudah sangat diluar batas wajar. 

Dari data yang ditemukan menurut menteri sosial Khofifah Indar Parawansa yang telah melakukan survey pada anak yang berusia 12-17 tahun, dengan 84% mengalami kasus bullying dan kebanyakan kasus bullying yang ditemukan adalah cyber bullying. Bisa dibayangkan saja pada rentan usia 12-17 tahun anak-anak pada kondisi tersebut sedang dalam masa pencarian jati diri mereka dengan kondisi yang masih labil dan banyak mencari sesuatu yang baru yang belum ia ketahui di dunia nyata alhasil mereka mencari jalan pintas untuk menjawab semua pertanyaannya lewat dunia maya. Seperti orang yang mengalami kecanduan, pada golongan pengguna internet mereka setiap hari akan mengonsumsi setiap postingan-postingan dari yang menjadi kebutuhan mereka yang sebenarnya sampai yang hanya ingin memerlukan hiburan saja. Nah pada kebutuhan hiburan untuk diri mereka sendiri ini, tak kala mereka sudah tidak memikirkan pokok hiburan yang sebenarnya yang layak untuk menjadi hiburan mereka. Mulai masuklah hiburan untuk mengejek orang lain di media sosial dengan maksud hanya untuk bercanda saja, jika tiap hari kita mengonsumsi hiburan seperti ini untuk menyenangkan diri sendiri apa kabar dengan orang-orang yang telah menjadi target sebagai penyenang diri kita sendiri.

Dengan zaman yang yang sudah serba teknologi ini segala kebutuhan akan mudah didapatkan yang tentu dengan tidak terlambat informasi untuk kemajuan ilmu teknologi tersebut. Sesuatu yang negative pada dunia internet tentu tidak dapat kita hilangkan  dengan mudah begitu saja tetapi kita dapat mencegah untuk perkembangan hal negative yang akan merusak para pengguna internet salah satu sasarannya adalah usia 10-18 tahun karena pada rentan umur tersebut kita masih dapat mengontrol perubahan-perubahan apa saja yang akan mereka alami. Oleh karena itu, kita tentu tidak dapat bekerja sendiri untuk membatu mencegah adanya cyberbullying yang ada di masyarakat saat ini, kita memerlukan campur tangan dari pemerintah untuk membantu mencegah adanya cyberbullying yang akan lebih parah lagi jika tidak cepat diatasi. Maka dari itu kita harus menciptakan terobosan baru untuk teknologi yang lebih khususnya kepada para masyarakat pengguna internet seperti aplikasi yang sudah terkoneksi pada setiap alat teknologi para pengguna internet. Nantinya, aplikasi ini bisa membantu para korban cyberbullying yang takut untuk melaporkan sang pelaku untuk menghentikan aksi bullyingnya tersebut kepada sang korban, para orangtua pun bisa dapat mengecek perubahan perilaku dari sikap anak yang mengalami gangguan mental.

Saat sebuah aplikasi dirancang tentu harus membuat pengarahan-pengarahan dan rancangan terlebih dahulu agar pengguna dapat mengerti cara menggunakan aplikasi tersebut. Disini, untuk aplikasi khusus cyberbullying kita bisa mendapatkan bantuan pemerintah untuk mau bekerja sama  dalam mengatasi cyberbullying yang akan lebih parah lagi. Kita membutuhkan bantuan dari polisi untuk setiap titik tempat yang telah diatur dalam aplikasi tersebut, jadi penggunaan google maps akan sangat membatu polisi untuk melacak tempat para korban cyberbullying. Aplikasi ini nantinya akan dilengkapi dengan data-data atau bukti cara pelaku melakukan cyberbullying pada korban, hal ini untuk mewanti-wanti penyalahgunaan aplikasi.

Dalam tanda kutip aplikasi ini dikhususkan bagi para korban yang takut untuk melaporkan adanya tindakan cyberbullying. Nah, untuk aplikasi para orangtua yang memiliki pembatasan komunikasi dengan anaknya atau memiliki anak yang pendiam atau menutup diri, pihak yang akan bekerja sama adalah para psikolog yang tentu telah bekerja sama dengan pemerintah. Para psikolog yang mau bekerja sama akan ditempatkan disetiap titik yang berbeda agar memudahkan jalannya konsultasi. 

Para pelaku yang sudah dilaporkan nantinya akan ditindak lanjuti berdasarkan hukum yang berlaku, jika sang pelaku berusia dibawah 18 tahun mungkin tidak akan dijerat hukum karena masih dilindungi oleh undang-undang perlindungan anak. Tetapi kita bisa memberikan mereka hukuman ataupun pelajaran untuk menyadarkan diri mereka bahwa apa yang telah mereka lakukan itu meresahkan bahkan mereka bisa menjadi pembunuh yang tersirat. Oleh karena itu kepada pemerintah untuk usia dibawah 18 tahun yang terjerat kasus cyberbullying agar kiranya direhab terlebih dahulu agar tindakan mereka dapat dihilangkan.

Hal ini tentu akan berjalan dengan lancar, jika pemerintah mau bekerja sama untuk menjaga para anak bangsa yang nantinya akan menjadi penerus-penerus yang dapat membanggakan Negara, agama, dan orangtua. Hal ini juga tak luput dari perhatian setiap orangtua yang tidak ingin terjadi apa-apa dengan anaknya.

Oleh: Risnu Yudoyono (20240110032_PBSIC-01)

AKU INGIN INDONESIA BEBAS DARI BULLYING DI ERA SEKOLAH MAUPUN DI DUNIA DIGITAL

Sekolah merupakan institusi penting dalam pembentukan karakter dan pengembangan potensi generasi muda. Didalam nya, siswa diharapkan mempero...