Siapa sih yang ga suka kopi? Ga ngopi? Not my style. Ngopi udah jadi gaya hidup yang wajib buat kebanyakan anak muda, apalagi gen Z yang pengen tetep melek sambil ngerjain kerjaan mepet deadline. Tapi, tau gak sih kalau kebanyakan kopi justru bisa bikin stres bahkan bikin mood jadi ga stabil?
Sebuah penelitian di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, yang dilakukan terhadap mahasiswa di kota Semarang menunjukan adanya hubungan positif antara stres dan perilaku konsumsi kopi lho. Artinya, semakin tinggi tingkat stres seseorang, semakin banyak juga kopi yang dikonsumsi. Tapi, ini bukan berarti kopi secara langsung menyebabkan stres, ya. Justru, banyak orang yang sedang mengalami stres mencari kopi sebagai “Pelarian” untuk tetap melek dan semangat.
Kafein si stimulan andalan yang bisa bikin melek 24 jam ini bekerja dengan menghambat reseptor adenosin di otak yaitu reseptor yang menimbulkan rasa kantuk. Hasilnya? Kita jadi lebih waspada dan energik. Tapi kalau dikonsumsi berlebihan, kafein bisa menyebabkan jantung berdebar, rasa gelisah, bahkan kecemasan yang justru bikin stres makin parah.
Uniknya, ada penelitian lain dari Universitas Islam Bandung yang menemukan bahwa kebiasaan minum kopi tidak selalu berhubungan signifikan dengan tingkat stres pada mahasiswa. Jadi meskipun kopi bisa menimbulkan efek gelisah, tapi tidak semua orang yang minum kopi pasti mengalami stres.
Faktanya, kafein mencapai puncak efeknya sekitar 30-60 menit setelah diminum dan tersebar ke seluruh tubuh, termasuk otak. Jika seseorang sudah kecanduan kopi dan mengkonsumsi kafein dalam dosis tinggi secara berlebihan, dapat berisiko insomnia, kecemasan, dan gangguan pencernaan akan meningkat. Ini yang mengakibatkan siklus stres semakin sulit untuk diputus karena kurang tidur dan pikiran yang gak tenang. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan Universitas Negeri Gorontalo, mereka menemukan bahwa kebiasaan minum kopi, penggunaan gadget, dan tingkat stres memiliki hubungan signifikan dengan kejadian insomnia yang sering dialami oleh para mahasiswa.
Sebaliknya, konsumsi kopi dalam jumlah sedang justru bisa membantu mengurangi rasa lelah dan meningkatkan mood lho. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Erina Aprilia (2024) di Universitas Thamrin terhadap hubungan antara kebiasaan minum kopi, asupan makan, dan tingkat stres dengan status gizi pada mahasiswa, hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola konsumsi yang seimbang untuk menjaga kesehatan mahasiswa secara keseluruhan sangatlah penting. Jadi, kopi itu ibarat pedang bermata dua, semuanya tergantung dari cara dan seberapa banyak kita mengkonsumsinya.
Tips Biar Ngopi Gak Bikin Stres
1. Batasi konsumsi kopi, maksimal 2-3 cangkir per hari.
Berdasarkan data dari U.S. Food and Drug Administration (FDA) dan Mayo Clinic, konsumsi kafein yang dianggap aman bagi kebanyakan orang dewasa adalah hingga 400 mg per hari, setara dengan sekitar 3-4 cangkir kopi sedang standar (sekitar 8 oz per cangkir). Namun, sensitivitas terhadap kafein berbeda-beda, sebagian orang mungkin sudah mengalami efek samping pada konsumsi 2 cangkir saja.
2. Hindari kopi menjelang malam supaya gak ganggu jam tidur.
Kafein memiliki paruh waktu (half-life) sekitar 5-7 jam. Ini berarti jika anda minum kopi pukul 5 sore, separuh kafeinnya masih ada di tubuh saat jam tidur sehingga besar kemungkinan hal ini dapat mengganggu kualitas tidur yang baik.
3. Perhatikan tanda-tanda kecemasan atau gelisah setelah minum kopi.
Kafein dapat meningkatkan kadar hormon adrenalin dan kortisol, yang memicu respons “Fight or flight.” Pada individu sensitif, ini bisa menyebabkan tanda-tanda seperti jantung berdebar, tremor, rasa gelisah, hingga serangan panik. World Health Organization (WHO) juga mengkasifikasi caffeine-induced anxiety disorder sebagai kondisi dalam kategori gangguan kecemasan.
4. Coba sesekali ganti dengan minuman tanpa kafein, seperti teh herbal atau air putih.
Teh herbal seperti chamomille, peppermint, atau pun lemon balm tidak mengandung kafein dan justru mengandung senyawa yang bersifat menenangkan sistem saraf, sangat cocok untuk relaksasi. Air putih juga penting untuk hidrasi dan menjaga metabolisme. Kekurangan cairan bisa memperburuk stres dan kelelahan mental.
5. Atur manajemen stres dengan olahraga, meditasi, atau hobi yang menyenangkan.
Aktivitas fisik terbukti meningkatkan produksi endorfin dan serotonin, yang membantu memperbaiki mood dan menurunkan hormon stres seperti kortisol. Meditasi mindfulness terbukti secara klinis membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki kualitas tidur, dan mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
Dr. Tirta, seorang dokter sekaligus influencer kesehatan menyatakan konsumsi kopi hingga tiga cangkir sehari masih tergolong aman, asal diimbangi dengan pola makan dan gaya hidup sehat. Ia menekankan pentingnya mengonsumsi makanan terlebih dahulu sebelum minum kopi untuk mengurangi risiko gangguan lambung seperti Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Selain itu, beliau juga mengingatkan bahwa minum kopi sambil merokok dapat meningkatkan risiko ketidakstabilan tekanan darah, sehingga sebaiknya dihindari.
Jadi, setelah apa yang telah kita bahas dapat kita tarik kesimpulan bahwa ngopi itu asik dan bisa jadi booster energi, tapi jangan sampai kebablasan sampai bikin stres dan ganggu kesehatan mental. Ingat, semua yang berlebihan pasti ada efek sampingnya, termasuk kopi!
Riskiana, O. V. A. H. (2022). HUBUNGAN STRES DENGAN PERILAKU KONSUMSI KOPI PADA MAHASISWA (Doctoral dissertation, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang).
0 komentar:
Posting Komentar