Pernah atau sering tidak sih melihat keluarga, adik, keponakan, sepupu, atau bahkan anak kecil di sekitar kita entah anak tetangga, entah anak saudara yang bisa duduk berjam-jam hanya untuk menonton video baik itu di Youtube, TikTok, atau bermain game di handphone sampai lupa waktu? Disuruh mandi susah, disuruh ke warung susah, disuruh belajar apalagi. Atau memang jangan-jangan kita sendiri juga pernah atau sering begitu?
Di era kemajuan digital seperti sekarang ini, gadget memang bukan hal asing lagi bagi sebagian anak-anak yang sudah mengenalnya. Sejak usia dini, mereka sudah terbiasa dengan layar, tapi pernah tidak sih kita terpikirkan, seberapa besar pengaruh gadget terhadap mental ataupun diri mereka?
Menurut (Syahudin, 2019) gadget adalah suatu benda elektronik yang digunakan sebagai komunikasi oleh manusia seperti handphone, komputer dan lainnya. Pada awalnya penggunaan gadget hanya digunakan orang dewasa akan tetapi dijaman modern ini gadget banyak juga digunakan pada anak-anak.
Di zaman yang serba canggih seperti ini kehadiran gadget memang sudah menjadi kebutuhan utama baik dari anak-anak maupun orang dewasa. Gadget tidak hanya sebagai alat untuk berkomunikasi namun juga dapat membantu mempermudah melakukan aktivitas-aktivitas lainnya. Dan pada akhir-akhir ini sering sekali ditemukan orang tua yang memberikan gadget untuk anaknya yang masih balita. Peran orang tua yang dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang telah digantikan oleh gadget. Padahal masa balita adalah masa dimana tumbuh dan berkembangnya fisik maupun psikis manusia. Di masa balita, anak banyak bergerak agar tubuh kembang optimal.
Penggunaan gadget untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) tersebut bisa berdampak positif maupun negatif yaitu anak dapat mencari materi pembelajaran dengan mudah dan dapat berkomunikasi jarak jauh selain itu bisa berdampak negatif anak lebih sering memainkan gadget daripada bermain dan berinteraksi dengan teman sekitar hal ini bisa menyebabkan anak menjadi seorang individualis, sehingga orang tua harus mengawasi anak saat bermain gadget. Apakah gadget benar-benar baik untuk anak-anak? Atau justru diam-diam memberikan pengaruh negatif?
Manfaat Gadget
Memang, gadget itu mempunyai sisi positif yang bisa menjadi media belajar yang menyenangkan. Jangan salah! Gadget itu tidak selalu buruk jika kita menggunakannya dengan bijak. Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari gadget, contohnya:
1. Belajar menjadi lebih menarik dengan Video Animasi: Penggunaan media video animasi dalam pembelajaran terbukti efektif dalam meningkatkan minat dan pemahaman anak-anak. Menurut penelitian oleh Putra et al. (2024), video animasi dapat membantu gaya belajar visual dan auditori, menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Hal ini juga memudahkan anak-anak dalam memahami materi yang abstrak menjadi lebih konkret. Disisi lain, hal ini dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak anak dengan mengenal berbagai hal-hal baru, seperti luar angkasa, hewan langka, sampai dengan cara membuat robot ataupun mobil-mobilan.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu, seperti anak dapat ditingkatkan melalui pengenalan terhadap hal-hal baru seperti luar angkasa dan hewan langka. Buku ilustrasi serial mengenai benda luar angkasa, misalnya, diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan mengedukasi tentang astronomi di kalangan anak-anak serta mencegah misi formasi
3. Melatih kemampuan teknologi anak sejak dini, di zaman yang serba digital ini, memahami teknologi tentu akan menjadi bekal penting untuk masa depan.
Risiko Pemakaian Berlebihan Gadget
Tapi, harus tetap waspada gadget juga bisa membawa dampak negatif baik anak-anak ataupun orang dewasa. Tak sedikit dari kita yang terjebak dalam penggunaan gadget secara berlebihan. Ini beberapa risiko yang perlu diwaspadai:
1. Kurang bersosialisasi, anak-anak bisa lebih memilih bermain gadget daripada bermain bersama teman. Lama-lama, mereka bisa kesulitan berkomunikasi secara langsung.
2. Kesehatan terhambat, terlalu lama di depan layar bisa membuat mata cepat lelah, postur tubuh menjadi lebih buruk, hingga risiko obesitas karena kurang banyak bergerak, makan minum tidur saja.
3. Kecanduan melihat gadget sehingga kesulitan untuk tidur, anak-anak yang sudah terbiasa bermain gadget hingga malam cenderung mengalami gangguan tidur, yang tentunya berdampak pada kesehatan dan mood mereka.
4. Konten berbahaya, atau konten tidak sesuai dengan usia. Tanpa pengawasan, anak bisa saja mengakses konten yang mengandung kekerasan, kata-kata kasar, atau nilai-nilai negatif lainnya.
Menurut Irma Suryani Siregar (2022), penggunaan gadget pada anak-anak perlu diawasi dan dibatasi untuk mencegah dampak negatif terhadap perkembangan sosial, kesehatan fisik, kualitas tidur, paparan konten yang tidak sesuai, dan potensi kecanduan. Orang tua dan pendidik yang memiliki peran penting dalam mengatur penggunaan gadget agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut studi yang dilakukan para ahli dari University of Virginia, Amerika Serikat, siswa TK yang bermain gadget selama 1-3 jam sehari cenderung mengalami peningkatan resiko obesitas hingga 30%. Semakin panjang durasi interaksi anak dengan perangkat elektronik, maka semakin parah gangguan yang dialaminya.
Padahal, diketahui bahwa obesitas pada anak meningkatkan resiko stroke dan penyakit jantung sehingga menurunkan angka harapan hidup. Memiliki kebiasaan berinteraksi dengan gadget sejak kecil membuat anak mencari penghargaan dari perangkat tersebut, akhirnya ia lebih memilih duduk dengan gadget ketimbang bermain dengan anak lain. Anak akan cenderung pasif atau malas, malas bergerak, malas bermain, malas berolahraga, malas keluar rumah (bermain di luar) dan bentuk-bentuk pasif lainnya (Jarot, 2016). Hal ini akan menjadikan anak pemalas dan berpotensi obesitas. Perilaku semacam ini juga menggantikan aktivitas penting lainnya, terutama aktivitas bergerak yang penting untuk kesehatan, maupun aktivitas sosial.
Jadi, apa solusinya?
Apakah anak-anak harus dilarang menggunakan gadget sama sekali? Jawabannya tidak. Yang diperlukan hanyalah pengawasan dan batasan yang tepat. Gadget itu bukanlah musuh, tapi juga bukan mainan bebas tanpa aturan. Ia bisa menjadi alat belajar yang luar biasa, atau justru menjadi penyebab masalah jika tidak digunakan dengan bijak. Makanya, kita sebagai remaja ataupun orang dewasa yang nantinya akan menjadi calon orang tua di masa depan, yuk! mulai belajar memahami cara sehat dalam menggunakan teknologi gadget yang sudah maju ini. Karena, kalau bukan kita yang menjadi contoh, siapa lagi?
0 komentar:
Posting Komentar