Menunda
pekerjaan atau tugas, dalam psikologi dikenal sebagai prokrastinasi,
merupakan fenomena universal yang dialami oleh berbagai kalangan. Menurut American
Psychological Association (2010), sekitar 20% orang dewasa di Amerika
Serikat tergolong sebagai prokrastinator kronis, yakni individu yang secara
konsisten menunda pekerjaan hingga mendekati batas waktu penyelesaian. Di
Indonesia, perilaku ini juga sangat menonjol, khususnya di lingkungan akademik.
Studi yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (2018)
mengungkapkan bahwa 69% mahasiswa mengalami prokrastinasi, dan 11% di antaranya
berada pada tingkat berat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Riza (2012) dan
Fardila (2008) menunjukkan bahwa antara 50% hingga 81% mahasiswa Indonesia
pernah mengalami prokrastinasi akademik dalam berbagai tingkatan. Data ini
menegaskan bahwa menunda bukan sekadar kebiasaan sepele, melainkan masalah yang
meluas dan patut mendapat perhatian serius.
Mengapa
Kita Menunda?
Kebiasaan
menunda tidak muncul tanpa sebab. Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi
pemicu perilaku ini. Ketakutan akan kegagalan atau perfeksionisme
merupakan salah satu alasan yang paling dominan. American Psychological
Association (2010) menyebutkan bahwa individu yang memiliki standar tinggi
sering kali menunda pekerjaan karena khawatir hasilnya tidak sempurna. Selain
itu, kurangnya motivasi juga menjadi faktor signifikan. Tugas yang terasa
berat, membosankan, atau tidak sesuai minat cenderung dihindari, sehingga otak
lebih memilih aktivitas yang memberikan kepuasan instan. Manajemen waktu yang
buruk turut memperburuk situasi. Banyak orang merasa kesulitan menentukan kapan
harus mulai bekerja dan bagaimana mengatur waktu secara efektif, sehingga akhirnya
memilih menunda pekerjaan. Di era digital, distraksi dari gadget dan
media sosial menjadi tantangan tersendiri. Godaan untuk membuka media sosial
sangat besar sehingga fokus mudah terpecah dan pekerjaan utama terbengkalai.
Lebih
dari Sekadar Waktu yang Terbuang
Dampak
menunda pekerjaan tidak hanya terbatas pada hilangnya waktu, tetapi juga
berpengaruh besar terhadap kualitas hidup seseorang. Detik Edu (2023) menyoroti
bahwa stres merupakan konsekuensi paling nyata dari kebiasaan ini. Semakin
mendekati batas waktu, tingkat kepanikan dan stres meningkat, yang pada
akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Selain itu, kualitas
hasil kerja juga menurun karena dikerjakan secara terburu-buru dan sering kali
harus direvisi ulang. Rasa bersalah dan menurunnya kepercayaan diri menjadi
masalah serius berikutnya. Seseorang yang sering menunda akan merasa gagal
memenuhi tanggung jawab, sehingga kepercayaan dirinya menurun. Tidak jarang
pula kesempatan berharga seperti magang, beasiswa, atau kolaborasi hilang karena
keterlambatan bertindak.
Strategi
Efektif Mengatasi Kebiasaan Menunda
Mengatasi
prokrastinasi membutuhkan pendekatan yang terstruktur dan konsisten.
Salah satu langkah awal yang direkomendasikan oleh para ahli adalah menyusun
daftar tugas sederhana dan realistis agar pekerjaan terasa lebih terstruktur
dan terukur. Teknik Pomodoro, yaitu metode bekerja fokus selama 25 menit lalu
istirahat 5 menit, terbukti efektif menjaga konsentrasi dan mencegah kelelahan.
Memulai dari tugas-tugas kecil dapat membangun motivasi dan momentum untuk
menyelesaikan pekerjaan yang lebih besar. Selain itu, membatasi distraksi
digital dengan mematikan notifikasi media sosial atau menggunakan aplikasi
pengatur waktu sangat membantu menjaga fokus selama bekerja. Memberikan
penghargaan pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas juga dapat menjadi motivasi
tambahan. Terakhir, mengingat kembali tujuan dan manfaat dari setiap tugas yang
dikerjakan, seperti demi nilai akademik yang baik atau pengembangan diri, akan
memperkuat motivasi internal untuk tidak menunda pekerjaan.
Menunda Bukan Solusi, Mulailah Sekarang
Menunda
pekerjaan memang terasa nyaman pada awalnya, namun kenyataannya kebiasaan ini
justru menjauhkan seseorang dari tujuan utama dan menimbulkan berbagai dampak
negatif, baik secara psikologis maupun praktis. Data dari American
Psychological Association (2010), Studi Fakultas Psikologi UGM (2018),
serta penelitian oleh Riza (2012) dan Fardila (2008) menunjukkan bahwa
prokrastinasi adalah masalah nyata yang dihadapi banyak orang. Dengan memahami
penyebab dan dampaknya, serta menerapkan langkah-langkah strategis, kebiasaan
menunda dapat diminimalkan. Konsistensi dalam melawan rasa malas dan membangun
kebiasaan positif akan membawa perubahan besar dalam kehidupan, baik di bidang
akademik maupun profesional.
Referensi:
- American Psychological
Association
(2010)
- Studi Fakultas Psikologi UGM
(2018)
- Riza, 2012; Fardila, 2008
- Detik Edu (2023) tentang dampak menunda tugas pada kesehatan mental mahasiswa
0 komentar:
Posting Komentar