Kuningan,
20 Maret 2025 - Kecanduan belanja online pada remaja
perempuan semakin menjadi perhatian serius. Fenomena ini sering dipicu oleh
pengaruh media sosial yang menampilkan tren dan gaya hidup tertentu, serta
dorongan untuk memenuhi kebutuhan emosional seperti keinginan untuk merasa
dihargai atau diakui. Iklan online yang menawarkan diskon dan promosi menarik
juga memperburuk kecenderungan untuk berbelanja.
Hana,
seorang remaja perempuan berusia 20 tahun yang tinggal di Kuningan, Jawa Barat,
menceritakan pengalamannya mulai kecanduan belanja online. “Awalnya, saya hanya
ingin mengikuti tren yang ada di media sosial. Tapi lama-kelamaan, saya merasa
tertarik membeli barang-barang karena terlihat lucu dan menggemaskan. Semua
tampak sangat menggoda, terutama saat ada diskon besar,” ungkap Hana.
Remaja
perempuan memang lebih rentan terhadap kecanduan belanja online karena mereka
sering terpengaruh oleh budaya yang menekankan pentingnya penampilan. Banyak
dari mereka merasa bahwa memiliki barang-barang tertentu adalah cara untuk
diterima oleh teman-teman atau masyarakat sekitar. Hal ini diperburuk oleh
iklan-iklan online yang menawarkan promosi atau diskon besar yang sulit
dihindari.
Fenomena
ini juga semakin berkembang karena banyak remaja yang sedang dalam proses
pembentukan identitas diri. Mereka seringkali mencari kesenangan atau hiburan
melalui pembelian barang-barang yang mereka anggap menarik. Tak jarang, mereka
merasa lebih percaya diri dan senang ketika memiliki barang-barang yang
terlihat unik atau menggemaskan di mata mereka dan teman-teman mereka.
Namun,
kecanduan belanja online ini tidak hanya berdampak pada kondisi keuangan,
tetapi juga pada kesejahteraan mental remaja. Ketika pembelian barang tidak
dapat memberikan kepuasan yang bertahan lama, banyak remaja merasa cemas atau
kecewa, bahkan terjebak dalam perasaan tidak puas. Hal ini menciptakan siklus
berulang di mana mereka terus berbelanja untuk mencoba mendapatkan kebahagiaan
sementara, namun tidak pernah merasa cukup.
Untuk mengatasi kecanduan
belanja online ini, para ahli menyarankan agar remaja diberikan edukasi tentang
pengelolaan uang yang baik dan pentingnya membatasi waktu yang dihabiskan di
media sosial. Selain itu, melibatkan remaja dalam kegiatan positif seperti
olahraga atau seni dapat menjadi cara yang efektif untuk mengalihkan perhatian
mereka dari kebiasaan berbelanja yang berlebihan. Peningkatan kesadaran orang
tua dan pendidik juga sangat penting untuk mendukung remaja agar dapat
mengelola pengaruh dunia maya dengan bijak.
0 komentar:
Posting Komentar