Cirebon, 21 Maret 2025 – Tim mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) berhasil mengharumkan nama Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Dengan beranggotakan 3 orang yang terdiri dari Diki Suandi Permana, Ilham Dwi Prasetyo, dan Nuril Akmal Gunadi, mereka berhasil meraih Juara 1 dalam lomba karya tulis ilmiah Tingkat Nasional dalam ajang Gelar Juara (Gejora) 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya. Mereka memenangkan kategori Karya Tulis Ilmiah dengan karya bertema “Generasi Peran Muda dalam Membangun Sosial Budaya dan Sastra di Era Society 5.0.”
Kompetisi yang digelar pada 23 November 2024 ini merupakan ajang bergengsi tingkat nasional yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai universitas di Indonesia.
Latar Belakang Karya Tulis
Perwakilan tim, Nuril, bercerita bahwa pada kompetisi ini timnya mengambil tema Generasi Peran Muda dalam Membangun Sosial Budaya dan Sastra di Era Society 5.0 karena mereka ingin melakukan optimalisasi pembelajaran budaya untuk mendukung Indonesia Emas 2045. Karya ini lahir dari keprihatinan terhadap penurunan kualitas pendidikan di Indonesia akibat pandemi dan stagnasi metode pembelajaran.
Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, anak-anak sering kehilangan minat terhadap budaya lokal. Menyikapi kondisi ini, mereka mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis permainan monopoli yang dikenal dengan nama “Bhimoly” yang berarti Bhineka Monopoly. Dengan karya tulis yang berjudul Optimalisasi Pembelajaran Budaya Melalui Bhinneka Monopoly (Bhimoly) Pada Siswa Sekolah Dasar (SD) Untuk Mendukung Indonesia Emas 2045, hasil implementasi menunjukkan bahwa Bhimoly berhasil meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pemahaman siswa terhadap budaya Indonesia.
Media ini memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dibandingkan metode konvensional, serta membantu siswa mengenali dan mengapresiasi keberagaman budaya bangsa. Guru dan siswa di SD Nurul Islam memberikan respons positif terhadap media ini, menunjukkan bahwa inovasi pembelajaran berbasis game dan teknologi dapat menjadi solusi efektif dalam pendidikan karakter dan budaya.
Namun, keberhasilan program ini membutuhkan kerjasama antara sekolah, guru, dan orang tua, serta pengembangan lebih lanjut agar dapat diterapkan secara luas di berbagai sekolah. Dengan adanya integrasi teknologi dalam pembelajaran budaya, diharapkan generasi muda Indonesia dapat semakin memahami dan melestarikan warisan budaya bangsa menuju visi Indonesia Emas 2045.
Proses Perjalanan Lomba
Nuril juga mengungkap bahwa berbagai rintangan yang harus mereka hadapi adalah manajemen waktu, materi, dan energi, baik saat penulisan naskah maupun persiapan intensif setiap hari yang mereka pergunakan untuk berlatih. Masalah anggaran biaya, di mana mereka harus berjuang keras dengan anggaran yang seharusnya difasilitasi oleh pihak kampus. Namun ternyata, dana yang diajukan tidak dapat dicairkan karena kebijakan kampus yang telah ditetapkan menjelang akhir tahun.
Dalam situasi tersebut, mereka terpaksa menggunakan uang pribadi untuk memenuhi kebutuhan lomba, mulai dari biaya transportasi hingga persiapan materi presentasi. Walaupun terasa berat, namun semangat untuk meraih prestasi membuat mereka tidak menyerah. Karena pihak kampus menjanjikan akan mereimburse uang mereka setelah lomba. Dengan ketekunan dan kerja sama, mereka mengatasi semua rintangan, membuktikan bahwa dedikasi dan kreativitas dapat mengalahkan segala keterbatasan.
Selain itu, tantangan yang dihadapi kala persiapan presentasi, mengingat presentasi dilakukan di Malang pada pagi hari sesaat setelah mereka sampai dari Semarang. “Kami berangkat malam hari dari Semarang menuju Malang dengan waktu tempuh sekitar 8 jam menggunakan kereta. Setibanya di Malang, kami langsung beristirahat di masjid yang nggak jauh dari stasiun. Kami nggak menginap di hotel karena waktu yang cukup singkat mengingat jam 08.00, kami harus sudah berada di Universitas Brawijaya untuk melakukan presentasi,” ujar Nuril.
Presentasi berjalan lancar meskipun mereka masih merasakan kelelahan akibat perjalanan yang panjang. Setelah menyelesaikan presentasi, tibalah saat pengumuman, nama mereka pun disebut sebagai pemenang juara 1. Mereka diapresiasi dengan piagam dan uang senilai 1 juta rupiah.
“Jujur sebenarnya aku nggak berekspektasi lebih karena pas presentasi terjadi sedikit kesalahan yang bikin aku nggak percaya diri,” tambah Nuril.
Kemenangan ini menjadi momen yang sangat berarti, mengingat segala usaha dan pengorbanan yang telah mereka lakukan selama proses persiapan. Hal ini juga merupakan bukti nyata bahwa dedikasi, kreativitas, dan semangat juang dapat mengatasi berbagai tantangan, serta menunjukkan bahwa kerja keras dan kolaborasi dapat membuahkan hasil yang membanggakan.
Prestasi ini tak hanya mengangkat nama Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dan berkontribusi positif bagi bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar