Kuningan, 17 Maret 2025 - Game digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Banyak yang menganggapnya sebagai hiburan, tetapi di sisi lain, game juga sering dikaitkan dengan penurunan prestasi akademik. Apakah bermain game benar-benar menjadi hambatan bagi siswa, atau justru bisa memberikan manfaat?
Banyak siswa SD, SMP, SMA, mengaku bermain game sebagai cara untuk melepas stres setelah belajar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, mayoritas siswa bermain game setiap hari dengan durasi yang bervariasi, mulai dari satu hingga tiga jam.
“Saya biasanya main game setelah sekolah biar nggak bosan. Kalau terlalu capek belajar terus, malah jadi nggak fokus,” kata Linda (14) seorang siswa SMP Kelas 9, Namun, ada juga yang mengakui bahwa mereka sering lupa waktu saat bermain. “Kadang saya cuma niat main sebentar, tapi malah kebablasan sampai malam. Akibatnya, besoknya ngantuk di kelas,” ujar Riki (14), siswa lainnya
Peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka bermain game sangat penting. Beberapa orang tua memberikan kebebasan kepada anak mereka dengan syarat tetap memprioritaskan belajar. “Saya membolehkan anak saya bermain, tapi harus ada batasannya. Kalau sudah waktunya belajar atau tidur, dia harus berhenti,” ujar Ibu iyoh (42), salah satu orang tua siswa. Namun, tidak semua orang tua bisa selalu mengawasi anak mereka. “Saya bekerja, jadi nggak bisa terus-menerus memantau anak. Kadang dia main diam-diam sampai larut malam,” kata Ibu enang (42).
Dampak negatif game mulai terasa ketika siswa kehilangan kendali atas waktu mereka. Beberapa siswa mengaku nilai mereka menurun sejak kebiasaan bermain game meningkat. “Dulu saya termasuk ranking lima besar di kelas, tapi sejak sering main game sampai malam, nilai saya mulai turun,” ujar Linda, seorang siswa SMP kelas 9. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan bermain game tanpa batasan bisa berdampak langsung pada prestasi akademik. Selain itu, kebiasaan tidur larut malam akibat bermain game menyebabkan banyak siswa mengantuk di kelas. “Kalau kurang tidur, pas pelajaran saya jadi nggak bisa fokus,” kata Riki.
Sebagian besar siswa bermain game di rumah, baik di kamar pribadi maupun di ruang keluarga. Namun, beberapa sekolah ada yang memperbolehkan siswa membawa handphone ke sekolah untuk kegiatan pembelajaran, namun ada beberapa siswa yang memanfaatkan itu untuk bermain game di sekolah saat jam istirahat. “Kadang kalau lagi istirahat atau bosan di kelas, saya main game bareng teman-teman,” ujar Riki. Kebiasaan ini tentu menjadi perhatian pihak sekolah, karena bisa mengganggu konsentrasi dan kedisiplinan siswa dalam belajar.
Meskipun banyak siswa yang menyadari bahwa bermain game secara berlebihan bisa berdampak buruk, mereka tetap melakukannya karena berbagai alasan.“Kalau saya nggak main game, saya malah lebih stres dengan tugas-tugas sekolah,” kata Virna (14). Selain itu, banyak siswa yang menikmati tantangan dalam game, terutama game online yang memungkinkan mereka bermain bersama teman-teman.
Para ahli pendidikan menekankan pentingnya pengelolaan waktu yang baik agar game tidak mengganggu prestasi akademik. “Game sebenarnya bisa bermanfaat jika dimainkan dengan batas waktu yang jelas. Namun, jika dimainkan berlebihan, bisa menyebabkan kecanduan dan menurunkan prestasi belajar,” jelas seorang psikolog pendidikan.
Beberapa solusi yang bisa diterapkan antara lain:
- Menetapkan jadwal bermain game yang tidak mengganggu waktu belajar dan tidur.
- Mengurangi durasi bermain game, misalnya hanya 1-2 jam per hari.
- Mengalihkan perhatian ke aktivitas lain yang lebih produktif, seperti olahraga atau membaca.
Bermain game bukanlah aktivitas yang harus dilarang sepenuhnya, karena bisa menjadi sarana hiburan dan bahkan meningkatkan keterampilan berpikir strategis. Namun, jika tidak dikendalikan dengan baik, game dapat menjadi hambatan bagi prestasi akademik siswa.
Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu. Orang tua dan guru juga berperan dalam memberikan bimbingan, agar kebiasaan bermain game tetap seimbang dengan kewajiban belajar. Dengan manajemen waktu yang baik, game bisa tetap menjadi hobi yang menyenangkan tanpa mengorbankan pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar