Kuningan, 17 Maret 2025 – Ekosistem terganggu akibat pembangunan objek wisata yang meratakan pohon dan tanah sehingga penyerapan air mulai berkurang juga mengakibatkan banjir dibeberapa titik salah satunya di Jl. Siliwangi, Jl. Jendral Sudirman Awirarangan, taman Kota. Sodik Awis salah satu Mahasiswa Universitas Kuningan mengungkapkan pendapat tentang Pembangunan yang perlahan dibangun sebagai objek wisata di dataran tinggi yaitu tepatnya di kaki Gunung Ciremai, Palutungan Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
“Saya
sangat geram, karena pembangunan ini mengurangi resapan air, penghijauan, juga
secara logika sangat miris karena saya tidak memiliki sawah, dan mereka sebagai
petani kehilangan sumber pangannya, mengingat beras banyak yang di impor dari
luar negeri karena lahan semakin sempit dan mereka membangun Kost-kostan, Rumah
Sakit, dan kenapa memanfaatkan lahan-lahan hijau seperti pertanian dan
perkebunan yang menjadi sumber pangan kita” katanya.
Manusia yang memiliki akal dan pikiran, harus me-reset itu dengan menanam pohon minimal satu orang satu tanaman agar anak, cucu dan generasi berikutnya dapat menikmati oksigen yang banyak dan baik untuk Kesehatan dan tidak menenggelamkan kota sendiri dengan semakin habisnya lahan pertanian, hutan dan sebagainya dengan Pembangunan yang hanya mementingkan ego semata yang mengakibatkan dampak negatif secara perlahan.
"Saya sebagai mahasiswa dalam orde baru ini, kita tidak bisa menentukan kebijakan atau impact secara langsung tapi kita bisa mempengaruhi mereka yang memiliki kuasa dan modal dibidangnya untuk menggerakannya dengan gebrakan demo secara langsung maupun tertulis, bahwa mereka secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan tetapi mereka juga yang menutup lahan pangan dan bencana untuk masa yang akan datang” ucap Awis Sodik salah satu Mahasiswa Universitas Kuningan Senin, (17/03/25).
Menurutnya
pemerintah di Orde baru ini harus memperhatikan lingkungan dengan lebih ekstra
lagi, meratakan kembali objek wisata yang telah dibangun agar ekosistem tetap
terjaga sampai berkelanjutan.
0 komentar:
Posting Komentar