Kuningan,
3 Juni 2025 — Di tengah riuhnya jalanan, sosok berwarna kuning cerah dengan
senyuman khas badut Pikachu sering kali menyita perhatian anak-anak. Namun, di
balik kostum lucu dan senyuman Pikachu itu, tersembunyi kisah perjuangan
seorang pria bernama Rudi, atau yang sering dipanggil sebagai Om Badut.
Rudi,
pria 31 tahun asal Sindang Agung, Kabupaten Kuningan, memulai profesinya
sebagai badut sejak tahun 2020. Awalnya, pilihan ini bukanlah cita-cita,
melainkan jalan cepat terhadap situasi mendesak saat pandemi COVID-19 yang
membuat lapangan kerja semakin sempit. “Waktu itu cari kerja susah banget.” ungkapnya,
“Jadi, saya kepikiran buat ngebadut aja, yang penting halal.”
Setiap
harinya, Rudi memulai aktivitas dari jam 10 pagi hingga malam, kadang sampai
pukul 9 malam tergantung cuaca. Lokasi yang selalu ia tempati adalah sekitaran
SPBU, terutama SPBU Sindang Agung dan Taman Kota Kuningan, pada saat malam
minggu yang cukup ramai pengunjung. Tak jarang ia juga tampil pada saat Car
Free Day dan acara tertentu seperti ulang tahun anak-anak. Ia memiliki penghasilan
yang tak menentu, berkisar Rp50.000 hingga Rp70.000 per hari. Namun, jika dalam
acara ulang tahun bisa mencapai Rp300.000.
Meski
mengenakan kostum badut tampak menyenangkan dari luar, kenyataannya tak semudah
itu. Kostum yang tebal membuat tubuh cepat panas dan gerah. ”Kalau nggak biasa,
sepuluh menit aja udah mau pingsan” katanya sambil tertawa. Tantangan lain yang
ia alami adalah stigma sosial, beberapa orang menganggap profesi badut sebagai
sesuatu yang rendah, bahkan ia pernah mengalami kejadian yang tak mengenakkan,
seperti dianggap mengganggu ketertiban hingga akhirnya diusir.
Namun
di balik semua itu, ada kebahagiaan sederhana yang menjadi penunjang semangat
Rudi, adalah tawa anak-anak. “Kadang anak kecil suka dorong-dorong badut, kita
sampai jatuh dan guling-guling… tapi itu lucu banget, malah bikin senang,”
ujarnya. Dekat dengan anak-anak, membuatnya merasa menjadi bagian dari
kebahagiaan mereka.
Di sisi lain, Rudi menyadari bahwa pekerjaan ini bukan
sesuatu yang bisa ia jalani selamanya. Ia menyimpan harapan untuk memiliki
usaha yang lebih mapan di masa depan. ”Saya nggak pengen selamanya ngebadut.
Mudah-mudahan ke depannya bisa punya usaha yang lebih layak.” ujarnya.
Meski hidupnya jauh dari kata mudah, Rudi tetap memegang
teguh nilai kejujuran dan kerja keras. Ia ingin menjadi contoh bagi generasi
muda. ”Pesan saya, tetap semangat dan jangan malas. Sekolah yang rajin, kejar
cita-cita. Jangan sampai nyesel kayak kita-kita ini dulu.” ujarnya dengan
senyum.
Kisah Rudi adalah potret nyata tentang daya juang,
keteguhan hati, dan semangat bertahan di tengah kesulitan. Lewat kostum badut
Pikachu, ia bukan hanya menghibur, tapi juga mengajarkan bahwa setiap kerja
keras, sekecil apapun layak dihargai.
Oleh: Dzikri Dwiky Abdilah, Ilham Alparizi, Intan Chaerul Bariyyah, Lena Sulistia Agustrianti.
0 komentar:
Posting Komentar