Kuningan, 10 Juni 2025 – Pasar Kepuh yang terletak di Kabupaten Kuningan kembali menunjukkan geliat aktivitas warganya. Sejak pagi hari, suasana pasar dipenuhi oleh interaksi antara pedagang dan pembeli yang berlangsung dalam suasana hangat dan dinamis.
Sebagai salah satu pasar tradisional yang masih bertahan di tengah arus modernisasi, Pasar Kepuh memainkan peran penting dalam roda perekonomian masyarakat lokal. Pasar ini menjadi sentra utama distribusi hasil pertanian dan perdagangan sayur-mayur, yang sebagian besar didatangkan langsung dari kebun petani setempat maupun dari pasar induk.
Aktivitas di pasar sudah dimulai bahkan sebelum matahari terbit. Para pedagang datang lebih awal untuk menata dagangan mereka di atas meja-meja kayu sederhana. Berbagai jenis sayuran segar seperti bayam, kangkung, tomat, cabai, hingga daun bawang, tersusun rapi dan menarik perhatian pembeli sejak pagi.
Selain sebagai tempat transaksi jual beli, pasar ini juga menyimpan beragam kisah perjuangan para pedagang kecil. Beberapa di antaranya menggantungkan harapan besar dari hasil berdagang, seperti menyekolahkan anak hingga menabung untuk kehidupan yang lebih layak.
Suasana khas pasar tradisional pun tampak hidup dengan riuhnya proses tawar-menawar antara pedagang dan pembeli. Meski dilakukan dengan santai dan diselingi canda, proses ini mencerminkan nilai-nilai kejujuran dan kedekatan sosial yang masih terjaga erat. “Di pasar ini, semua terasa seperti keluarga. Tak ada sekat antara penjual dan pembeli,” ungkap salah satu pengunjung.
Namun, dinamika ekonomi yang terjadi juga membawa tantangan tersendiri. Beberapa pedagang mengeluhkan penurunan jumlah pembeli saat harga-harga mulai naik.
“Kalau harga sayur lagi naik, pembeli jadi berkurang. Kadang yang biasanya beli dua ikat, jadi cuma satu. Bahkan ada yang batal beli karena mahal,” ujar Ibu Beta.
Keberadaan pasar tradisional seperti Pasar Kepuh bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari warga, tetapi juga menjadi ruang sosial yang mempererat hubungan antarindividu dan menjaga budaya lokal.
Di tengah derasnya arus digitalisasi dan pola konsumsi yang semakin instan, Pasar Kepuh masih mampu mempertahankan fungsinya sebagai pusat ekonomi kerakyatan. Aktivitas yang terjadi pada 10 Juni 2025 ini menjadi cermin nyata bahwa tradisi pasar rakyat masih relevan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Pasar, dengan segala kesederhanaannya, bukan hanya soal harga yang murah. Ia adalah tentang kehangatan, keberlangsungan, dan kisah-kisah kecil yang membentuk wajah besar Indonesia dari akar rumput.
Kelas PBSIC-02-2023 (Siang)
Anggota Kelompok:
1. Dena Widia (20230110051)
2. Melvindi Mutiara Dewi (20230110037)
3. M Fikri Al Giffari (20230110047)
3. Restu Amelia (20230110027)
4. Virgio Ardanitya P (20230110034)
0 komentar:
Posting Komentar